[FICLET SERIES] Touch The Stars

touch the stars

Summary :
”Minho merindukan sang ayah.
Dan Minho ingin melihat bintang sebagai gantinya, tapi ia tidak bisa.
Hingga Sulli membawakan langit beserta bintang-bintang untuknya.”

[recomemended] Soundtrack : Starlight – Taylor Swift

Main Cast : Choi Minho SHINee, Choi Sulli f(x).
Other : Find them!
Rating : Teenager
Genre : Fluff // Romance // Comedy

author : Devina Sandy / Dhev / DazDhev (-_-)

****
OOC (Out Of Character)
No Plots
Typo everywhere
*****

A/N : Hai hai… aku (Author Dhev) membawa satu ficlet series yang merupakan project baru aku!!! Yeaaaay…. (tepuk tangan) jadi gini, aku kan udah selesai tuh dengan project THE SOUL CONTROLLER jadi untuk membaca keterangan ficlet series ini, kalian boleh kunjungi intro author. Disana aku nulis semua project yang aku rencanain buat diposting disini. So, silahkan baca ficlet abal ini yaaa.

********

.
.
.
Sore itu Sulli duduk bersandar di sofa kulit yang empuk sambil menonton Comedy show kesukaannya. Tapi tak sedikitpun senyum tertoreh di bibir ranumnya kala sebuah candaan terlontar dari salah satu komedian dengan badan gempal dan kepalanya yang botak. Sulli menatap layar televisi dengan wajah terdatar miliknya. Sesekali ia melirik ke arah pintu kamar Minho dan mendengus kesal karena tuan Choi hingga sekarang belum beranjak keluar dari sarangnya.

Bagi Sulli Hari ini lebih dari kata membosankan—sangat-sangat membosankan. Dimana Minho tak bicara sepatah katapun sejak tadi siang.

Bagi Sulli ini tidak wajar, karena notabennya pria bermarga Choi itu selalu punya topik yang ingin dibahasnya bersama Sulli. walau terkadang membuat Sulli menguap untuk keseratus kalinya saat Minho dengan antusias menceritakan bagaimana serunya pertandingan bola yang ia tonton semalam. Yep, he is a football holic, and Sulli realize that.

Tapi hari ini ia berbeda. Ia diam, dan mata bulatnya tak berbinar seperti hari-hari kemarin.

Sulli mungkin tidak seperhatian Kakak kandungnya, Victoria yang dengan jeli dapat melihat perubahan orang-orang di sekitarnya. Sulli meyakini bahwa ia adalah pribadi yang cukup tidak peka terhadap orang lain, juga terhadap tunangannya—Choi Minho.

Sulli tidak peka tapi ia tetap menyadari bahwa ada yang aneh dengan Minho. Karena sejak cahaya senja beranjak meninggalkan langit, Minho tetap tak bergeming dari kamar tidurnya. ‘What’s happen to you?’

Sulli pergi ke dapur, membuat dua cangkir seduhan teh hangat yang ia percayai dapat menenangkan pikiran bagi yang meminumnya barang seteguk pun dua teguk. Dan ia harap manfaat baiknya dapat di rasakan oleh Minho yang sedang termenung di sisi jendela di dalam kamarnya.

Pintu kamar Minho terbuka, Sulli tak perlu repot-repot untuk meminta Minho membukakan pintu untuknya “Boleh aku masuk?”

Tanpa menoleh siapa yang bertanya demikian, Minho hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari Jendela. Dan nampaknya Sulli menaruh rasa cemburu pada apa yang Minho lihat di luar sana sampai-sampai dirinya yang secantik inipun tak dapat mengalihkan perhatian Minho.

“Ehem.” Sulli berdehem dan Minho-pun tahu artinya.

“Oh, maaf. Ada apa?”

“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ada apa denganmu huh?” ujar Sulli seraya memindahkan satu-persatu cangkir teh dari nampan dan menaruhnya di atas meja kecil di sisi tempat tidur. Uap panas masih mengepul lembut dari cangkir, itu tandanya mereka masih punya banyak waktu untuk bicara sebelum tehnya menjadi dingin.

Bukannya menjawab, Minho hanya menghela napas dan kembali menatap ke luar Jendela. Sungguh, bagi Sulli itu sangatlah tidak sopan.

“Apa kau akan menatap ke luar sana seharian? Ini sudah pukul 6 sore sayang. Dan kutebak, kau pasti belum mandi.”

“Apa pedulimu jika aku sudah mandi atau belum. Biasanya kau tak mempertanyakan hal semacam itu.”

Sulli meneguk saliva dan Minho benar. Sulli kadang tak peduli Minho sudah mengisi perutnya dengan nasi atau dengan benda lain yang tak layak dimakan, apa Minho sudah mandi dengan air bersih atau air yang diangkut dari selokan tetangga, Sulli tak pernah tahu-menahu. Dan Sulli bersumpah di dalam hatinya, mulai sekarang ia akan jadi calon istri yang lebih-lebih-dan lebih perhatian lagi!

“A-aku bukan tipe gadis yang seperti itu. Tapi kau tahu kan, aku selalu memikirkanmu.” Sulli menatap langit-langit kamar, tak ada yang menarik disana. Hanya ada seekor cicak yang terlihat sedang menertawakan Sulli yang tengah berusaha merayu kekasihnya. ‘Cicak sialan!’

“Hn, aku tahu itu. Terima kasih sudah memikirkanku.” Minho tersenyum kemudian menghempaskan punggungnya ke permukaan tempat tidur dengan seprai motif polkadot hitam-putih pemberian Victoria yang sejujurnya tak sesuai selera Minho. Apa boleh buat, sebagai adik ipar yang baik Minho harus sering-sering menggunakannya, ya kan?

Sulli menghela napas , “Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang menyebabkanmu tak bersemangat hari ini?”

“Mmm. Karena… Hujannya belum berhenti.”

Sepasang alis Sulli bertaut dan bertemu di tengah. ‘Hanya karena hujan? Hanya karena air yang jatuh dari langit hingga seharian ini Minho mengabaikannya? Hanya karena itu?’

“Sejak kapan kau benci hujan?” Tanya Sulli skeptis. Karena menurut sepengetahuannnya, Si pemalas Minho akan bersorak-sorai saat hujan melanda kota Seoul dan ia punya banyak alasan agar tetap tinggal di dalam rumah sambil menonton acara bola, berita bola, pertandingan bola, atau yang paling ekstrim bermain sepak bola di dalam kamarnya.

Minho hanya bungkam dan Sulli kehilangan kesempatan untuk mendengarkan sebuah alasan menarik keluar dari bibir calon suaminya.

“Duduklah, minum teh dulu.”

Minho dengan gestur malas beranjak dan meraih cangkir teh hangat dengan kedua tangannya, mencuri sedikit kehangatan dari sana. Berdiam diri seharian di kamar dan ditambah suhu udara yang di bawah suhu normal hampir membuat tubuhnya Hipotermia. “Terima kasih tehnya.” Ujarnya lalu menyesap manisnya teh buatan Sulli.

“Sekarang ingin bercerita?”

Minho menarik napas panjang-panjang dan mengangguk lemah, “Karena ini tanggal 26 Juli sayang.”

Sulli pikir apa yang aneh dengan tanggal itu? Sulli tak ingat jika ada moment spesial yang harus diperingati pada tanggal 26 Juli. Ah ya, Ada! Sulli harus membaawa Jongin dan Taemin—keponakan kembarnya untuk mencabut gigi ke dokter. Tapi mustahil bagi Sulli jika Minho tengah galau hanya karena memikirkan gigi susu Taemin dan Jongin.

“Hari ini ulang tahun mendiang ayahku.”

Sulli melotot dan bola matanya hampir meloncat keluar. ‘Seseorang tolong pukul kepalaku! Tunangan macam apa aku ini?!’ , Sulli menatap sepasang manik Minho lekat-lekat dan Minho dapat melihat rasa bersalah yang berlebihan tersirat disana. “Eumm, maaf… Aku tidak tahu.”

Minho hanya tersenyum dan kemudian membiarkan hangatnya air teh melewati kerongkongannya lagi. “Kau tahu kan, ayah meninggal saat umurku masih 7 tahun. Dan semasa ia hidup, kami seringkali duduk santai di beranda rumah…”

“Dan apa yang akan kalian lakukan?”

Minho menerawang langit-langit bercat putih pucat di atas kamarnya, seolah memori itu terputar jelas disana—seperti video masa lalu yang terekam dengan kualitas terbaik oleh kepalanya. “Ayah akan membantuku untuk menyentuh bintang.”

‘Touch the stars?’

Sulli anggap jawaban itu bukan sekedar lelucon Minho yang seringkali ia pakai untuk mengelabui Sulli. Walau ‘menyentuh bintang’ terdengar mustahil, tapi Sulli yakin ada maksud di balik pernyataan itu. “Apa artinya itu sayang?”

“Eumm, sebenarnya tidak ada. Itu hanya trik ayah agar aku tidak malas makan. Ia bilang jika aku makan lebih banyak, aku akan tumbuh tinggi dan aku bisa menyentuh bintang. Karena dengan menyentuh bintang, semua permohonanku—apapun itu akan terkabul. Konyol kan?” Minho terkekeh dan Sulli masih berniat mendengarkan kelanjutan ceritanya.

“Lalu?”

“Hingga saat itu ia pergi. Berhenti menemaniku untuk mencoba mencapai bintang lagi seperti malam-malam saat kami merasa bosan berada di dalam rumah. Ia benar-benar pergi…”

“Dan kau pun berhenti mencoba menyentuh bintang?”

“Hn—“ , Minho mengangguk mengiyakan “—di saat aku menemukan tak ada korelasi antara bintang dan keinginan yang terkabul saat menyentuhnya, akupun berhenti. Tapi dengan trik konyol itu, ayah berhasil membuatku tumbuh tinggi.”

Sulli terkikik “Pantas saja kau tinggi, kau makan seperti pengemis sayang, banyak—di atas batas normal.”

“Hey! kau juga sama denganku. Kita adalah sepasang pengemis yang bertunangan.”

“Hahahahaha! Hentikan!” Tawa Sulli menggelegar setelah ia menyadari dulunya mereka berdua sanggup menghabiskan dua porsi besar Ramyoen dalam sekejap saat menginap di rumah Victoria dan orang-orang tercengang akan kerakusan mereka berdua saat itu. Mereka pasangan yang sempurna bukan?

Sulli meraih cangkir kosong dari tangan Minho dan menaruhnya ke atas nampan. “By the way… terima kasih sudah mau berbagi cerita denganku.” Gumam Sulli dan satu gerlingan cantik ia persembahkan untuk Minho.

Anytime honey. Terima kasih juga sudah mendengarkan ceritaku.”

.
.
.

Sulli membasuh cangkir teh dan membiarkan busa-busa sabun memenuhi tangan halusnya. Pikirannya melanglang buana entah kemana sementara dinginnya air yang mengalir dari keran hampir membekukan jemari lentiknya—ia sedang melamunkan sesuatu.

Hari ini adalah hari ulang tahun calon ayah mertuanya, dan Sulli tak bisa mengucapkan selamat ataupun sekedar mengunjungi makam dan memberikan sebuket bunga ester putih. Memangnya apa lagi yang bisa ia lakukan?

Bagaimana dengan mengirim Minho ke surga sebagai hadiahnya? Mengambil pisau dapur dan menikamnya ke jantung Minho? ASTAGA!! Itu adalah ide tergila yang pernah melintas di kepala Sulli. Sulli tertawa sendiri saat membayangkan bagaimana dirinya harus mendekam di balik jeruji besi dan parahnya ia tidak jadi menikah dengan Choi Minho. No! No! Just No!

Sulli mengeringkan cangkir-cangkir dengan serbet polkadot yang lagi-lagi merupakan pemberian Victoria. Dan Sulli cukup senang menemukan fakta bahwa Minho menggunakan semua itu meski Sulli tahu, this is not Minho’s style.

Tapi sekarang yang Sulli pikirkan bukan bagaimana caranya agar Minho menyukai motif polkadot, tapi bagaimana agar Minho tak lagi semurung ini. Dan hey ayolah! Ini weekend, hari dimana Sulli libur kuliah dan Minho libur dari pekerjaan kantornya yang menumpuk! Dan sialnya, ia harus melalui Sabtu ini dengan menatap wajah Minho yang sedih dan kusam karena belum mandi, iiuughh.

Sulli pikir ia mungkin bisa menemani Minho menatap bintang-bintang di atas sana, tapi cuaca hari ini tak berpihak pada mereka. Di luar sana hujan dan tentunya langitpun akan terus berawan—menutupi kilaunya cahaya bintang. Walau hujan berhenti di detik ini juga, maka langitpun akan tetap sama gelapnya hingga 1 sampai 2 jam ke depan.

Itupun jika bintang masih bersedia duduk di tempat yang sama, karena setahu Sulli melihat taburan bintang di langit berpolusi yang menaungi kota Seoul itu sudah sama langkanya dengan mencari Pria tampan, kaya, setia, dan tidak pelit (dan keberuntungan baginya karena ia mendapatkan Minho).

Jadi apa yang dapat Sulli lakukan?
Nope—tidak ada. Selain menunggu hari ini berlalu, dan ia mendapatkan kembali senyum ceria tunangannya mengembang di lain waktu.

Sulli meletakkan cangkir-cangkir ke dalam lemari, dan entah mengapa ide itu datang tiba-tiba. Seperti mendapatkan sebuah lotre dan Sulli melompat kegirangan akan hal itu. Sulli punya ide!!! Sebuah ide cemerlang!!!

Sulli pikir, ia akan membawakan lagit beserta bintangnya untuk Minho.
.
.
.
.
.
.
BLEP, gelap.

Minho baru selesai mandi dan ia baru saja memasang helaian baju terakhirnya saat ia menemukan keadaan kamar jadi gelap gulita—tanpa satupun cahaya. Dan yang pertama kali melintas di kepalanya adalah ‘Apa aku terlambat membayar listrik? Tidak, tidak. Aku ingat sekali aku sudah membayarnya bulan ini.’

Minho meraba-raba permukaan dinding kamar dengan hati-hati. Masalah besar baginya jika ia menabrak lemari dan memecahkan koleksi miniatur pemain MU favoritnya yang terbuat dari akrilik, dan terlebih itu mahal—semahal nyawanya. Yeah, FootballHolic.

Saat ini Minho menyesal karena tidak menaruh emergency lamp di dalam kamar dan malah menaruhnya di bawah meja makan—di dapur. Itu bukan masalah, tapi masalah terbesarnya adalah… Sulli tidak memekik seperti orang gila!

Ini mati lampu guys! Ini Gelap! Dan Sulli semacam phobia terhadapnya. Tapi bocah itu tak menimbulkan suara bising apapun. Rumah ini hitam dan sepi, hingga membuat Minho khawatir setengah mati memikirkan keberadaan Sulli. “Sulli-yaaaaa… kau dimana sayang?”

Tidak ada sahutan.

Minho gugup dan ia hampir menabrak layar LCD 40 inch di ruang tengah. “Choi Sulli!!! Kau ada dimana??!”

Lagi-lagi tak ada sahutan.

‘Apa ia pergi keluar? Apa ia sedang tidur? Apa ia sedang bermain petak umpet?’ puluhan pertanyaan mengantri untuk di cerna oleh otak sebelah kiri Minho. Hingga sebuah benda bercahaya memancarkan sinar dan menjawab semua pertanyaan konyol dalam kepalanya.

Minho kaget. Ruang tengah tak lagi hitam pekat.

Cahaya kuning lembut disertai bintik warna-warni berpendar memutar teratur di permukaan dinding dan Minho terfokus pada sosok yang nampaknya bertanggung jawab atas sumber cahaya ini berasal.

Choi Sulli tengah duduk di atas Sofa sembari menyilangkan kakinya. Sebuah benda-mirip-lampu ada dalam pangkuannya. dan Minho dapat bernapas lega setelah mendapati bidadari itu baik-baik saja dengan cengiran khas diiringi matanya yang menyipit karena tersenyum terlalu lebar. Oh, Itu manis dan tak ada alasan bagi Minho untuk memarahinya. “Jadi kau adalah dalangnya huh?” tuduh Minho dan Sulli hanya mengangguk tanpa dosa.

“Maaf sudah melakukan sabotase di rumahmu.” Gumamnya pelan dan Minho luluh akan hal itu. Yeah, semua tentang Sulli membuat Minho luluh dengan mudahnya.

“Apa ini?” tanya Minho keheranan mendapati suasana janggal dan untuk pertama kalinya terjadi di dalam rumah minimalis miliknya yang ia beli lima bulan lalu.

Ugh, kau ini kuno atau apa? Ini lampu proyektor bintang sayang. Coba kemari, kalau dilihat dari sini lebih indah.”

Minho menurut saja dan duduk secara asal-asalan di sisi Sulli kemudian memandang dinding kosong di hadapannya dan…
.
.

Demi Neptunus!!! Ini indah!!! Kenapa si kolot minho baru menyadarinya?!

large_6

Lampu dalam pangkuan Sulli itu memancarkan cahaya yang tak biasa. Cahaya yang lebih dari kata indah, maksud Minho… bagaimana ada cahaya menakjubkan seperti ini? Ada motif bintang yang memutari ruang tengah. Ada yang besar, kecil, berwarna putih, biru, merah, dan Minho hampir lelah karena mengabsen satu-persatu pemandangan unik yang ia lihat. Dan hey! Ternyata bulan sabit pun ikut serta disini.

Mereka—bintang-bintang itu menari bahagia di seluruh ruangan dan mengenyahkan kepakatan malam. Minho pernah lihat benda semacam ini dijual sebelumnya. Hanya saja Minho tak pernah menyangka jika benda itu dinyalakan di dalam rumahnya… jadinya akan semenakjubkan ini.

“Astaga… kau benar ini indah.” Minho mengakuinya dan mencoba mengontrol emosi agar ia tidak meloncat kegirangan ditambah dentingan nada ceria ‘Twinkle Little Star’ yang melantun merdu dari lampunya, membuat Minho benar-benar tergila-gila dengan benda ini. “Kau membelikannya untukku?”

Sulli terlihat berpikir sejenak lalu mengangguk membenarkan. “Karena kau merindukan ayahmu dan tak bisa melihat langit hari ini, maka aku yang membawakan langit untukmu. Kau senang?”

“Entahlah, kurasa lebih dari kata senang.”

“Kalau begitu, ayo sentuh salah satu bintanngnya!”

Minho mengadah dan memandangi seluruh sudut ruangan “Bintang mana yang paling kau suka?”

“Bagaimana dengan yang satu itu?” Sulli menunjuk satu dari ratusan bahkan ribuan bintang di dinding “Itu dia! Bintang yang paling besar!” dan Sulli benar—yang dipilihnya adalah yang paling besar dibandingkan bintang lainnya.

Okay!” Minho bangkit berdiri dan mencoba menggapai bintang yang Sulli inginkan. Sayangnya, bintang itu terus menari, meninggalkan Minho di belakang. Dan Minho gagal menyentuhnya.

Sulli memilih untuk menertawakan tingkah Minho yang melompat-lompat seperti kutu , karena ia tidak cukup tinggi untuk menggapai bintangnya. Oh, ayolah! Minho punya tinggi badan bak model-model profesional di dalam televisi. Apa itu tidak cukup bagi Sulli? “Coba lagi sayang…” pinta Sulli manja “Melompatlah lebih tinggi!” imbuhnya.

Minho berdecak kesal, namun ia masih berniat untuk mencobanya. Minho mengambil ancang-ancang saat Bintang itu kemudian mendekat dan…

HUP!

Minho melompat sangat tinggi dan bintang besar itu telah tersentuh oleh jemarinya. Sulli histeris dan ia bertepuk tangan riuh-rendah bak suporter bola saat gol pertama dicetak. “Daebak!! Daebak!! Wuwuwuuwu~~~”

Sulli melihatnya dengan mata kepala sendiri…
Minho menyentuh bintang…
Dan Sulli yang membantu Minho mewujudkannya…
Kurang apa lagi cinta Sulli?

Minho tertawa gembira dan matanya berbinar-binar dalam redup cahaya lampu bintang. Ia mengitari ruang tengah seraya meraba-raba dinding dengan bintang-bintang yang mengikuti alur telapak tangannya dan seukir senyum terlukis sempurna di wajahnya. Dan Sulli mencintai senyum itu, bahkan cinta setengah mati—takkan pernah membiarkan senyum itu lenyap dari sana. “Hey! Kemari!” pinta Minho.

Sulli menghampirinya “Apa?”

“Coba kau perhatikan… Di lantainya juga ada bintang…”

Astaga Minho, Sulli sudah tahu itu sejak tadi.

Ehem…” Minho berdehem “Terima kasih, Kau benar-benar membawakan langit untukku… seperti sekarang aku sedang berada di langit.” Minho menatap wajah Sulli lekat-lekat dan Sulli mulai berkedip-kedip canggung sebagai responnya.

“Ternyata ayah tidak berbohong.”

 “Soal apa?”

“Soal bintangnya. Akhirnya aku tumbuh tinggi dan keinginanku terkabul.”

Oh ya? apa keinginanmu?”

Get your love… your attention.” Minho menaikkan sebelah alis, dan ia menatap tajam penuh selidik “Perasaanku saja, atau kau memang jadi lebih perhatian?”

‘Twinkle-twinkle little star
How I wonder what you are?’

dan Sulli membentuk pola lingkaran di lantai keramik dengan ibu jari kakinya. “Kurasa tidak… mungkin perasaanmu saja.” Gumam Sulli membela diri entah dari serangan macam apa.
.
.
.
Minho menempelkan telunjuknya di hidung Sulli “Hey ada bintang disini.”

Sulli tertawa renyah dan menunjuk jidat Minho “Disini juga ada!”

“Disini juga…” Minho menyapu lembut permukaan bibir Sulli dengan ibu jarinya. “Warnanya merah dan cantik.”

‘Up above the world so high,
Like a diamond in the sky…’

Dan asalkan Minho tahu, Sulli melihat dua bintang yang berbinar di mata bulatnya. Hingga Sulli terhipnotis dan terpukau karenanya. Sadarkah ia?

Wajah Minho mendekat dan Sulli memejamkan mata perlahan.

‘when the blazing sun is gone
When he nothing shines upon
Then you show your liitle light…’

Bibir Minho semanis buah Berry dan selembut cokelat cair. Rengkuhannya sehangat musim semi dan aroma tubuhnya sesegar embun pagi yang hinggap di pucak-pucuk cemara. Semua itu sudah jadi miliknya—milik Sulli. dan ia patut bersyukur akan hal itu.

Sulli tak pernah menyadari betapa romantisnya lagu kanak-kanak dengan judul Twinkle Little Star. Itu memang bukan lagu romantis, tapi Minho mewujudkannya dengan mengajak Sulli terbang dan berada di antara ratusan bintang yang menari mengiringi pelukan dan ciuman keduanya. Dan Twinkle Little star-pun jadi satu diantara lagu romantis kesukaan Sulli.

‘Twinkle, twinkle, all the night
Twinkle, twinkle, little star
How I wonder what you are…’
.
.

.
Calon ayah mertua… Selamat ulang tahun. Aku tidak tahu apa hadiah yang dapat kuberikan padamu, tapi aku berjanji akan terus membuat putramu bahagia, aku janji.’
.
.
.
.
.
Sulli akhirnya bangun, setelah bermenit-menit bergelung di atas kasur empuk yang ia tiduri, ia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk mengisi perut kosongnya dengan semangkok sereal dan susu (itupun kalau Minho punya). Dan Sulli menemukan sebuah catatan ditinggalkan di pintu kulkas.

‘Aku pergi ke rumah ibumu pagi-pagi sekali. Jadi jangan heran jika rumah jadi begitu sepi dan suram. Dan satu lagi… maaf, aku tadi mencuri sebuah ciuman saat kau tidur.’

Kan? Choi Minho adalah pencuri ulung. Setelah mencuri hatinya, ia mencuri sebuah ciuman lagi di pagi ini. Sulli bersungut-sungut sambil mencari kotak sereal dari dalam lemari “Kenapa tidak bangunkan aku!? Aku akan memberikannya tanpa ia harus mencuri! Mencuri kan dosa!”

Uuugh Sulli kau punya banyak alasan ternyata!

Tiba-tiba Sulli teringat akan sesuatu. Dan ia putuskan untuk segera menyelesaikan sarapannya sebelum Shindong—teman sekelas Taemin dan Jongin sekaligus tetangga Minho ini menyadari bahwa Lampu proyektor bintang kesayangannya hilang dari peradaban dan bibi Sulli yang cantik lah pelakunya.

Jangan salahkan Sulli! Sulli ingin meminjamnya secara baik-baik. Tapi Shindong sibuk bermain robot-robotan dengan Kyuhyun di dapur. So… Sulli harus mengembalikannya pagi ini juga dan meminta maaf pada ibu Shindong. “Oh? Apa aku harus bertanya pada Shindong dimana ia membeli lampu itu? Aku harus membeli yang sama persis.”
.
.
.
.
Wajah Kyuhyun pucat pasi, bocah berumur 5 tahun itu mendapati dirinya dalam kondisi super duper darurat—bahkan di ambang kematian, saat Shindong dengan tubuh jumbonya tengah berdiri tegap di atas meja sedangkan dirinya tergeletak lemah di atas karpet. Na-as.

“Rasakan Ini Kyuhyuuuuuun!!! CCIIIIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAAATTTT!!!!”

Shindong Melompat dengan ganasnya dari atas meja dan menimpa tubuh kurus Kyuhyun di lantai—hampir membuat tulang-belulang Kyuhyun tercecer kesana kemari “BUKAN AKU PENCURINYAAA!!” elak Kyuhyun tapi Shindong takkan percaya semudah itu.

Shindong menjambak rambut mengkilap Kyuhyun “BOOHOOOOOONG!!!! Sejak dulu kau menginginkannya!!! Katakan dimana lampu bintangku kau sembunyikan????! KATAKAN KYUHYUN!! KATAKAAAAN!!”

“AKU TIDAK MENCURINYAAA!! AKU TIDAK MENCURINYAAA!! IBUUUUU AYAAAAHH!!!! TOLOOONG AKUUUUU!!!!”

— fin —

A/N :haiiii haiiii… aku kangen kaliaaan… #peyuk. dua sampai tiga hari kemarin itu cobaan terberat dalam hidup Sullians ya… aku sampai-sampai bikin ff angst karena sangking galaunya. (tapi ga jadi di post) aku bikin ff fluff kaya gini supaya kita ga galau-galau amat. dan aku malah menyimpan sedikit kegembiraan di balik fenomena ini. itu berarti Sulli ga bisa terima sama gosip ini, dia kecewa dan berarti aku pikir “itu” memang ga benar. (you know what I mean)

dan banyak yang nanya tentang MIRRORS II, ff ini aku lanjutin setelah lebaran yaaa… ini salah satu project aku juga yang belum kelar, jadi aku butuh dukungan kalian dengan secuil komentar berharga yang kalian tinggalkan di postingan ini. berminat? hehe.

so, please be my moodbuster readerdeul. :*

okeh, segitu aja bacotnya. kalau bersedia, bantu aku cariin judul buat ficlet lainnya ya. (ficlet ini sesuai abjad, ada 26 dan aku harus bikin 25 ficlet lagi!!! wow). so, see you at next ff. pyooong~~~~ ❤

129 thoughts on “[FICLET SERIES] Touch The Stars

  1. Kyaa ini romance’nya dpet bgt,apalagi comedynya,,aigooooo minsul ‘sepasang pengemis yg bertunangan’ wkkakakaka sumprit bkiin ngakak aja,bnyaklah ini moment2 lucu mreka,ada lagi member suju main robot2an,wkwkkwkk dan apa lagi,sikembar jongkin+taemin,aigoooo,,tp keren bgt bener thorr,sukaaaaa deh, oke thor aq ttap mmenunggu 25ficlet yg akan datang,,fighting!!!

  2. huhuhuu romancenya dapet banget ini 😥 jadi kangen sama minsul masa
    daebak lah! dua jempol buat authornim👍👍
    comedy nya juga dapet XD lucu banget pas si shindong sama kyuhyun berantem gitu

    yup aku setuju banget! banyak yang bilang kalau tindakan sulli ini childish atau dia-nya dibilang terlalu lemah jadi perempuan, tapi mereka ga tau gimana kerasnya haters 😦 pokoknya aku doain yang terbaik aja buat uri giant baby.

    untuk adminssi, fighting! ditunggu karya lainnya dan juga mirrors ii nya XD hwaiting!

  3. Sumpah ini your another amazing story thor, dsini mnsul jd pasangan yang lucu, romantis dan yang pasti bikn iri ! ! Sulli bener ² buat tunangan nya sedih jd senang . Suka liat gaya tulisannya thor , good job and keep writing 😉

  4. Woww sulli soswit bangeeett. Cinta nya sama minho besar banget.
    Kasian minho nya jadi murung gitu. Berkat sulli jadi bahagia lagiii ^^
    Pertama tama ngira kalo sulli buru2 pergi ke toko buat beli lampunya. Daaaan ternyataaa…. dia ambil punya shindong wkakak kocak ini mah.

    Oiya buat ff mirror II rada lupa ceritanya eonni author hehee.
    Ditunggu ff lainnya ne 😀

  5. daebakkk romantisnya minsul ber dua 😀
    ‘sepasang pengemis yg bertunangan’ hahahaha ngakakkk bacanya.

    shindong sama kyuhyun lucu bngt pake berantem segala lagi 😀

  6. seperti biasa ff oenni selalu daebak 🙂
    “Bagaimana dengan mengirim Minho ke surga sebagai hadiahnya? Mengambil pisau dapur dan menikamnya ke jantung Minho?” :O
    sulli oenni yang bener aja…”mencuri itu dosa” -_- tapi sendirinya nyuri lampu shindong dan kyuhyun yang jadi korban.
    oenni ditunggu ff mirror-nya yah…

  7. Wah ini bener2 deabak n super romantis. . . Minho jgn cuek2 lagi Ƴ̥̩̩̩̩̥̊α̩̩̩̩̥α̇̇̇ kashan sulli.sulli Jυ̲̣̥ƍα̣̣̥α̍̍̊α̇̇̇̊ harus lebih perhatian sama calon suami.hahaa kan kasihan minho ĶÄĿ@ǚǚǚǚǚ. ƍǻªªªǻƙ >:/ diperhatikan.semangat ♥ “̮•ίyªäªä•”̮ ♥ sulli. Lampunya cptan kembalikan sblum kyun jadi mayat.hee lanjut oenni figthing 🙂

  8. Waaaaah ffmu romantis and amazing banget storinya eonni. Minsul menjadi pasangan yg lucu dan romantis itu yg membuat aku iri saja. Cintanya sulli terhadap minho terlalu besar, kasihan minho jadi murung dan sedih. Sulli akan berbuat sesuatu supaya minho bisa tertawa. Berkat sulli, minho jadi bahagia lagi

  9. wow 26…. banyak banget yah… momennya romantis nih,…cuek2 gitu tapi sulli tetap berusaha buat nunjukin perhatiannya ke minho…minho kyk anak2 aja nih pengagum bintang…lucu dah…nggak kebayang kan minho lompat2 menangkap bintang…ahahah

  10. Apa yg perlu dikomen yah?
    Gak tw msti ngomong apa dan yg psti nih ff DAEBAK…..DAEBAK…..dan DAEBAK…..hih lucu deh si sulli dikacangin sma si minong,eh pnggilan mreka lucu juga yah,kan byasa-nya chagiya tpi ini sayang jdi aku bcanya ngrasa pnggilan itu lucu bnget pdhal kan byasa aja yah *byasa alay-nya kumat
    oh iya si tem-tem sma bangkai itu cocok emang jdi saudara,kmbar juga gak pa2 scra wjah mreka hmpir mrip gitu
    si sulli gak prhatian bnget sih sma tunangannya ndiri msak gak tw hri itu hri kmatian calon appa mrtuanya yah pntes aja klw minong sedih,tpi si sulli usaha tuh bwt nyenengin minong biar gak galau lagi hehehe:)
    psti romantis bnget tuh brdiri smbil dikelilingin sma bintang2 apalagi sma orang trcinta,wah so sweet tuh hehehe8-)
    eh si sulli itu msih dirumah minong dan apa mreka 1 ranjang?wah…wah…wah…si minong nakal yah sma sulli,gak minta izin klw mau cium sulli pdhal klw bilang kan dikasih tuh sma sulli,OH jdi trnyata sulli lmpunya cuma pinjem nih?yah mskipun bisa dibilang nyolong juga sih,wah kasian bnget si khuhyun jdi sasarannya shin dong gara2 sulli dan kamu hrus minta maaf tuh trutama sma khuhyun krna aku gak bisa bayangin gimana jadinya khuhyun yah,scra gitu bdan shin dong sbesar itu sdangkan bdan khuhyun kyak gitu psti jdi kyak ikan teri tuh,tnpa daging hehehe:D
    happy ending nih
    bkn cuma bwt sulli berat tpi bwt kita semua berat stelah mndengar brita itu,psti saat ini sulli lgi susah bnget yah kita doa’in aja klw dia bisa tegar dan kuat dlm mnghadapi cobaan yg menimpa dia AMIN
    dan akhir2 ini sya GALAU dgn brita2 tntang sulli *lebay
    oh yah mskipun sulli udah hiatus ff minsul jgn ikut2an yah jebal 😦
    *maksa itu
    kita hrus tetep dukung sulli dan doa’in yg trbaik bwt dia smoga brita yg slama ini mnyebar tidak bnar,udah deh jgn bhas itu lagi jdi sedih lgi sya hiks…hiks…hiks…
    Oh yah eonni mirror-nya msih utang loh sma reader bwt dilanjutin jdi jgn lma klw nglanjutinnya
    oke sekian dulu komen dri sya klw ada slah2 kta yg kurang brkenan dihati eonni miane 😦
    oh yah aku mw ngucapin selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir batin yah klw aku punya slah atau prnah komen yg mnyakiti hati eonni dimaafin aja yah *klw gak dimaafin dosa loh :*
    anyeong.

  11. romantisssssss banget sullli ^^ .. yaampun idenya oke banget buat bikin minho senyum lagi. dari sebuah hal yg biasa tapi berasa luar biasa . so sweeet . Dan author juga nampilin sisi komedi disini . makin lengkap ceritanya . ditunggu cerita2 selanjutnya Daebaaak thor 🙂 btw selamat idul fitri ya thor, mohon maaf lahir batin , hehehe 🙂

  12. keren ff-nya nih..
    sederhana tp dapet fell-nya..
    minho yg murung, jd ceria lg karna kelakuan sulli..
    dan semoga di kehidupan nyata skrg, sulli yg sedang sedih bisa terhibur sama minho, aamiin
    Gegara sulli hiatus, skrg kalo baca ff minsul jd semakin menghayati..
    berharap di kehidupan nyata sulli dan minho memang dekat satu sama lain..
    dan disaat yg sulit begini, minho akan selalu ada buat sulli, semoga.. 😀

    semangat author.. tetap semangat bikin ff ya, hihi *peluk cium* 😀

  13. Waah daebak thor , sweet bgt dah ah .. Kpn jd kenyataan thor ? Semoga jd kenyataan deh , amiiiin .. Cpt lnjtnya thor , fighting 😉

  14. sulli g’ peka tp romantis banget 😀
    minho pake acara nyuri ciuman segala 😀
    dan ternyata sulli mencuri Lampu proyektor bintang kesayangan shindong..huhuhuu jadi kasian ama khuhyun karna kena amukan shindong 😀

  15. Daebak ffnya (y)
    Ngakak bacanya =D wakkwkwkaawkkw =D
    Shindong ma kyuhyun berantemnya lucu dech !!! Hahahhaha
    Si kembar jongin+taemin =D
    Kyaaaaa Minsul yang romantis !!!! So sweet bangettt *-*

  16. kyaa ni ficlet nya daebang banget yakin … aku ngakak bacanya .. comedi nya dapet banget .. terlebih pas minho bilang kita pasangan pengemis yang bertunangan … haha … sampe sampe dibilang kaya orang gila sama mamah ketawa ketawa sendiri *curcol xD
    ya ampun sull nya kocak sih … hihi … udah gitu mingnya juga kocak bener … trus moment minsul malem tuh romantisnya pake banget .. pokoe sempurna deh ni ceritanya …
    okeh dituggu next ficlet n lanjutan miror 2 nya .. fighting (9′.”)9

  17. Hahaha gaya khas author ini suka menggunakan kiasan2 lucu heheheh….hahaha shindong sadis amat kekeke….sweet minsul huaaaa bintangnya minho kan sulli. Thorr mirror 2 nya kapan?ditunggu yah?gomaweo

  18. It’s perfect! Daebak!
    Sumpah aku suka ceritanya thoor! Neomu neomu joaaaa..
    Apalagi ada si tetem sama kkamjong yg dapat peran kembaran disini.. Walaupun cuma disebutin nama siih..
    Kyaaaa!

  19. bagus banget ficletnya…. lanjut terus thor!
    aku juga suka kata-katanya
    apalagi shindong ama kyuhyun itu lho… gemes banget!

  20. dan demi apa d tengah malam seperti ini aku ngakak guling” grgr Shindong sama Kyu main sumo -_- *abaikan/ Minsul kyaaa MINSUL kapan kalian comeback 😥 heuheu~ Touch the Star mengobati kegalauan :’) romantisme’nya Minsul, gokil’nya Minsul, uaahh feel’nya dapet banget thor kekee~ selalu ada hikmah d balik musibah/ kan? semoga Sulli segera comeback dan ga ada lagi scandal” ga bermut itu ._. okefix!!! #AlwaysSuportSulli
    Touch the Star daebaakkk (y) pokok’nya aku selalu menantikan setiap karya”mu Dazzling Dhev kekeke~

  21. sebuket bunga ester putih? kok aku bru denger yaa hahaa seperti namaku :))
    kayaknya pasangan minsul ini serasa polos dan cute hahhaha tp mereka so sweet bgt sihh :)) :* jd pengen punya lampu kayak gt :’)

  22. ffnya bagus chingu mian aku mau tanya tpi melenjeng dari ff ini,aku suka banget ff TSC aku udah bacah part 1 -8 minho yg jadi arwah memerlukan batre tpi harus menentu sulli sampai madam jeny, malaikat hencul, sulli yg punya kemampuan juga.dan banyak hal nya menarik dari ff ini
    tpi kenapa end nya pake password,aku ngerti bagi author harus dihargai karnyanya dg coment,tpi aku susah banget coment diblogspot, aku coba dari fb ke grup [We are minsul] mungkin authornya lg sibuk buat ff lain, aku juga udah fb punya Authornya,tpi blum dibls juga aku hanya ingin author berbaik hati memberikan password,tpi sekarang fb aku dihak orang,jadi binggung juga padahal aku ingin tahu part 9 end FF TSC, aku mungkin udah berkali2 baca ff ini tpi end nya ngk bisa baca,bagi Author Devina aku harus gimana nya buat dikasi passwordnya,aku ngkpunya fb/twitter,
    mohon bantuanya.

    • Hai dear, kamu ga punya fb atau twitter? E-mail punya? Atau minjam fb temen kamu buat add aku, trus request lewat DM ya. Kalo ga masuk SPAM,selalu aku bls kok.

  23. sepasang pengemis yang bertunangan?
    hahahahaha…… minsul kocak…koplak….#plakalaysumpah.
    tapi sulli so sweet banget si hihihihi. n ming oppa selalu ada kesempatan untuk kiss…. 😉

Leave a reply to Alisa N Cancel reply