MIRRORS II [Chap 6]

mirrors2

Title : MIRROS II
cast : CHOI SULLI (f(x))  |  CHOI MINHO  (SHINee)  |  KIM HEECHUL (SuJu) | others
author : Devina Sandy
 length : Chaptered
rating : Teen
Genre : supranatural, romance, crime
thanks for KEYUNGE for great poster<3
.
.
.
.
.
.
.
.
A/N :  holaaaaa… siapa yang masih ingat ff absurd ini angkat keteknya!!! /angkat!!/

dan ini dia, aku (author Dhev) persembahkan kepada kalian ff sequel dari mirrors I : MIRRORS II chap 6!!! (yeee~~~) ada yang nanya juga apa bener aku pengen post ulang ff mirrors? sebenarnya iya sih…(iya aja gitu !)  soalnya sayang aja ketimbun di blog lama dan ga tersentuh lagi kan kacian. jadi ff itu pengen aku perbaharui (soalnya mirrors itu ff pertama aku) dan bisa di post ulang di sini. (termasuk project aku juga). dan ga usah banyak cincong (sudah banyak woy!) silahkan di baca dan… cobalah untuk mengikhlaskan hati anda untuk meninggalkan komentar di setiap ff yang anda baca. thanks^^

chap 6  :  “A strange house!”

Jinri bertopang dagu menatap jauh ke luar kaca jendela. Matanya tak lepas dari sosok yang baru saja menghirup kopinya hingga setengah kosong dan meninggalkan Jinri menghabiskan makan siangnya sendirian. Dokter spesialis yang sibuk dan penuh tugas panggilan, gadis mana yang sekiranya ingin berkencan dengannya?

Pria itu berjalan menyebrangi jalan dan punggungnya nampak seperti tembok besar yang aman dan nyaman. Entah perasaan macam apa yang merundung pikiran Jinri, karena tatapan mata Siwon seolah tak asing. Ia ingat betul, di masa lalu tak ada orang dekat yang bernama Siwon dan tatapannya seperti ini. Ada partikel-partikel yang tak dapat Jinri deskripsikan dari seorang Choi Siwon.

Pernah mendengar istilah Bound?

Ya… Ikatan.

Jinri merasakannya dari seorang pria asing bernama Siwon. Sesuatu yang aneh, dan mungkin saja disebut dengan ikatan. Bound.

Jinri… belum gila kan? Sampai-sampai ia harus merasakan hal aneh dengan saudara laki-laki dari orang yang mirip dengannya, dari orang yang juga matan kekasih pujaan hatinya. Jinri pasti sudah gila, semua hal yang menyangkut Sulli membuat jinri gila.

Bagaimana seorang asing yang baru ia kenal seminggu lalu sudah membuatnya berpikir keras seperti ini adalah hal gila yang pernah terjadi dalam hidupnya. Oh, ada satu lagi hal gila yang tak mampu membuatnya tidur nyenyak dua minggu belakangan. Hal gila yang dinamai dengan cinta.

Jinri memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya dan mengingat dia lagi. Dia yang mungkin sekarang tak banyak memikirkan Jinri seperti Jinri selalu dan selalu memikirkan tentangnya.

‘Apa Minho sudah makan?

Apa ia pulang dan tidur dengan cukup?

Apa ia meminum kopi terlalu banyak? ’

Adalah pertanyaan-pertanyaan kecil yang seringkali muncul di kepalanya tiap satu hingga berselang dua jam. Jinri tidak berlebihan. Jinri tidak posesif. Ia hanya jatuh cinta setengah mati pada Choi Minho. Hanya jatuh cinta.

Jinri menyandarkan pundak ke dinding di sebelahnya, ia merasa begitu lelah entah apa penyebabnya. Apa mungkin karena make-up yang ia kenakan terasa berat—produk baru dan seluruh staff disarankan untuk mencobanya, mungkin karena ia terlalu kenyang padahal ia hanya menelan tiga suap nasi, atau mungkin segelas susu hangat rendah kalori ini penyebabnya? Entahlah… Jinri kadang tak ingin tahu. Ia hanya ingin rasa lelah ini pergi begitu saja dari hidupnya.

Padahal 10 menit lalu ia dibuat tertawa terbahak-bahak oleh Siwon dan Jinri melupakan masalahnya bersama Minho. Tapi kenapa? Kenapa Minho datang seperti virus yang menyebar dengan cepat meyerang seluruh organ tubuh Jinri dan melumpuhkannya dalam sekejap? Jinri tidak mengerti.

Jinri lelah dan ia ingin tetap seperti ini, duduk santai menikmati alunan musik Katty Perry, penyanyi nyentrik favoritnya sembari menerawang ke balik jendela. Memandang ramainya jalanan dan menyadari ia tengah sendirian… sejak dulu Jinri selalu dan selalu sendirian.

Tapi nampaknya acara santai Jinri harus batal saat sosok yang tengah menyebrangi padatnya jalan raya itu membuyarkan lamunannya. Saat kaca mata hitam mengkilapnya dan poni yang disisir rapi menutup mata sebelah kanannya mengingatkan Jinri pada seorang mantan kekasih yang menjadi biang pertengkarannya dengan Minho belakangan ini. “Kim Heechul? Apa yang ia lakukan di sini? Bukannya dia ada di London sekarang?”

Sebelum Jinri benar-benar berniat untuk menemui Heechul diluar sana, ia harus menghadapi Billboy yang menghadangnya pergi; menutup jalan keluar dari bangku empuknya dengan sebuah uluran tangan dan total tagihan makan siang dalam genggaman tangan sang billboy. ‘Sialan’ pikir Jinri. Ternyata Choi Siwon lupa mentraktirnya.

Jinri mengeluarkan kartu kredit gold miliknya. Sure, ini tidak menjadi masalah. Hanya saja janji ‘traktir makan siang’ yang terabaikan ini adalah masalah besarnya. Choi Jinri akan mengingat betul hal ini Siwon. Kau sebaiknya berhati-hati dengan gadis pendendam ini.

“Satu lagi nona. Seorang pria menitipkan sebuah catatan untuk diserahkan kepada anda.” Pelayan restoran memberikan Jinri sebuah kertas memo kuning yang disobek secara rapi. Tulisan tegak bersambung dalam bahasa inggris tertulis indah di permukaannya.

“Hi Jinri. Can yoou Meet me at the back of Konkuk University now? Thanks   Mr. M”

Kening Jinri mengernyit saat mendapati siapa dan mengapa orang ini harus menuliskan namanya hanya dengan satu huruf inisial yang membingungkan dan… siapa M? Minho? Minseok? Minjung? Oh, tidak mungkin Minjung menyematkan “Mr” Di depan namanya kecuali jika kemampuan berbahasa inggris wanita itu berada di bawah rata-rata.

Apa mungkin M diambil dari Akhiran KIM? KIM HEECHUL? Pria yang baru saja ia lihat sedang keluyuran di jalanan padahal kini nasibnya sedang terkatung-katung kesana kemari. Itulah mengapa Jinri mengundurkan diri jadi kekasihnya. Terlalu beresiko, seolah nyawa merupakan hal kesekian yang tak perlu dipikirkan matang-matang.

Drrrt… Drrrtt…

Ponsel Jinri bergetar sebelum Jinri benar-benar menebak siapa pengirim memo misterius barusan. Pandangan Jinri beralih ke layar ponselnya dan tertera disana ‘My Darl’

Jinri tak salah lihat kan? My Darl? Choi Minho? Minho meneleponnya? Setelah dua minggu saling mengabaikan satu sama lain akhirnya pria itu menghubunginya? Astaga… apa yang akan Minho katakan? Dan yang terpenting adalah… apa yang harus Jinri lakukan?!

Dan… dan… Sihir macam apa ini?! Hingga ibu jari Jinri bergerak dengan sendirinya untuk menggeser panel hijau di layar dan menaruh ponsel itu di telinganya. Jinri benar-benar sudah gila, antara pikiran dan tindakan kini sudah tidak terjalin komunikasi dengan baik lagi. Mungkin sejak rindu itu kini mengubah suara Minho bagai candu dan Jinri terlampau ingin mendengar suara bariton itu sekarang.

“Halo Jinri…?”

Intensitas degupan jantung Jinri berdetak di atas normal. Bagaimana suara itu terlalu… astaga, Jinri tak dapat mendeskripsikannya.

“Jinri-ya… kau masih ada disana kan?”

“O-oh? Maaf… ya, ada apa?”

“Apa kau sibuk hari ini?”

Jantung Jinri sungguh-sungguh akan melompat dari rongga dadanya. “Eumm… Entahlah. Aku belum melihat jadwalku hari ini. Tapi kurasa banyak pekerjaan di kantor.” Gumam Jinri penuh dusta. Hari ini Jinri tak punya banyak Job, tak ada berkas di atas meja kerjanya, dan suasana kantor begitu menyebalkan hingga ia tak ingin kembali ke sana. “Memangnya ada apa?”

“Oh, Jika kau sibuk kita bisa membicarakannya lain kali.”

Jinri duduk di salah satu kursi di dekatnya, sebelum tungkai-nya membeku dan ia bisa saja jatuh ke lantai. Pemikiran-pemikiran buruk melintas merasuki isi kepalanya yang kacau saat pemilik suara datar nan dingin itu ingin ‘membicarakan sesuatu’ dengannya. ‘Kita akan Membicarakan perihal apa Minho?’

 

“A-aku akan mengatur waktu sebaik mungkin. How about dinner?” usul Jinri.

“Oh, okay. Adore cafe, 06.30. PM. Aku tunggu. Bye.”

“Wait!!” Jinri menyela dan Minho mengurungkan niat untuk menutup telepon.

“Ada apa?”

Jinri memandangi kertas memo dalam tangannya “Apa kau meninggalkan pesan untukku lewat kertas memo? Menitipnya lewat billboy?”

Minho diseberang sana berjengit heran walau ia tahu Jinri tak dapat melihat ekspresi kebingungannya “Kau bicara apa? Kurasa aku tidak melakukannya.”

Insial M, dan pria ini bukan Minho. Parahnya Jinri terdengar terlampau percaya diri untuk yakin bahwa Minho-lah pengirim memo tersebut. Tenggorokan Jinri mengering seketika sebelum satu kalimat dengan sukses namun setengah parau meluncur dari mulutnya. “Oh, maaf. see you at cafe, Minho…”

Nyawa Jinri utuh kembali sesaat setelah panel merah di layar ponsel tergeser oleh ibu jarinya. Pembicaraan canggung barusan terasa mencekiknya dan ia nyaris mati karena kekurangan oksigen.

Ia tak percaya dengan keputusannya sendiri, bertemu dengan Minho malam ini di cafe adore; cafe yang menyimpan banyak memori antara Minho dan Sulli—mantan kekasih Minho yang mirip dengannya. Ini gila, dan Jinri hampir menyerah untuk terlalu banyak memikirkannya.

Tapi ada dua hal yang berputar-putar dalam kepala Jinri seolah minta perhatian lebih.

Yang pertama, kira-kira perihal apa yang akan Minho sampaikan malam nanti? Hal ini membuatnya penasaran hingga ia mencoba mengurutkan banyak kemungkinan dari yang terburuk seperti mengakhiri hubungan mereka untuk selamanya atau kemungkinan terbaik, menikah! Apa yang ini mungkin? Jinri rasa tidak. Tidak untuk kondisi seburuk sekarang.

Dan yang kedua. Seseorang dengan inisial M ini nampaknya tidak lain tidak bukan adalah Kim Heechul, dan Jinri harus menemui mafia aneh ini sebelum ia merasa bosan menunggunya terlalu lama hingga lumut tumbuh di lubang hidungnya.

.

.

.

.

Mobil Taxi berhenti ke sisi jalan, menurunkan Jinri kemudian melesat pergi.

Jinri memperhatikan dari ujung ke ujung pemandangan yang ada di hadapnya. Hutan pinus yang dipagari rapi dan satu pintu gerbang seolah menggodanya untuk masuk melewati rongga besar di antara pagar-pagar kokoh yang mengelilinginya.

Jinri melewati satu-persatu anak tangga di gerbang dan kini ia persis ada di pinggir hutan. Pekatnya bayang-bayang yang tercipta dari jejeran pohon pinus tua menutupi jalan cahaya matahari siang yang berpendar tanpa ampun.

Hutan ini sepi, hanya ada siulan burung hutan dan nyanyian para jangkrik yang merdu. Jinri tak heran bila Heechul memilih tempat sesunyi ini. Heechul adalah target pembunuh (sekaligus musuhnya. Dan hal ini harus menyeret Jinri ikut serta jadi target pembunuhan juga) dan ia tak seharusnya muncul di tempat umum bersama Jinri.

Ada bangku panjang tua di bawah pohon pinus besar tak jauh darinya dan nampaknya Jinri harus segera mendudukkan diri disana sebelum kaki-kaki jenjangnya kesemutan karena sepatu hak-nya yang terlalu tinggi, 11 cm! Jinri duduk dan menyenderkan punggung ke rangka kursi. mengadahkan wajah menatap langit yang tertutup dahan-dahan pohon yang menjulur kesana kemari seperti jari-jari yang tengah bermain satu sama lain.

Jinri menyukai tempat ini. Tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota yang menyebalkan. Aroma kayu tunas segar dan dedaunan hijau memenuhi sitem pernapasannya, angin semilir datang dari sela-sela hutan dan membuainya terlalu lembut. Hingga ia nyaris mengantuk.

Diliriknya jam digital di layar handphone, 01.40 PM dan ia sudah menunggu selama hampir 20 menit di tempat ini. Heechul sudah terlalu banyak mengusik hidupnya dan mengusik waktunya juga. Mulai saat ini, Jinri takkan membiarkan pria itu berlaku sesuka hatinya lagi. Tidak akan!

Jinri mendengus kesal. andai saja Heechul masih menggunakan handphonenya, mungkin Jinri bisa menghubungi pria itu sekarang. Tapi sialnya Heechul tidak punya, dan yeah… Jinri harus menunggu lebih lama.

Angin berhembus lagi. Menggelung menelusup di balik rambut pendek sebahunya yang menjuntai agak berantakan. Tiupan angin ini semenjak tadi selalu minta perhatian lebih darinya, berkali-kali bertiup dari arah yang sama dan nampaknya ‘si angin’ berhasil menarik perhatian seorang Choi Jinri yang kadang tak acuh dengan lingkungan sekitar.

Jinri melirik ke salah satu bagian hutan, mencari tahu dari mana angin-angin kurang kerjaan ini berasal dan usaha lirikannya tidak sia-sia saat ia menemukan ada jalan setapak terselip di antara gelapnya hutan.

Entahlah. Jinri bukan bocah umur 7 tahun yang serba ingin tahu, dia juga bukan genius yang ingin tahu segalanya. Tapi gadis ini melangkah menyusuri jalan setapak dan ia tak mengerti mengapa ia melakukannya. Jinri tak punya jawaban. Karena setahunya, Kaki-kakinya lah yang menuntunnya melangkah pelan-pelan melewati beberapa ranting runcing dan daun kering yang melekat di balik sepatunya.

Penasaran mungkin jawaban yang tepat, tapi Jinri rasa bukan itu alasannya. Sekali lagi ia ingin katakan, ia tak mengerti kenapa kakinya melangkah membawanya ke tempat ini. Tempat mengenaskan yang Jinri sebut dengan gubuk tua. Gubuk tua yang setengah bobrok. Tak ada daun jendela di salah satu sisinya dan Jinri bahkan tak dapat menggambarkan warna cat dindingnya. Terlampau abstrak.

KRESS… KRESS…

Setiap langkahnya menimbulkan bunyi yang memecah keheningan di tengah hutan. Daun kering di permukaan tanah sudah menumpuk dan sama tebalnya dengan tumpukan salju yang turun di hari pertama musim dingin. Jinri heran, rumah apa—maksudnya gubuk apa yang bisa-bisanya berada di tempat seindah ini namun tak berpenghuni. Jinri memang belum masuk kesana dan bertemu pemilik rumahnya. Tapi dapat Jinri simpulkan, rumah ini L-A-J-A-N-G tanpa tuan. Mungkin karena gubuk itu terlihat menyedihkan, sama seperti dirinya.

Jinri berada tepat di anak tangga pertama. Ia memandangi setiap lekukan gubuk lekat-lekat. Kayu yang keropos, sarang laba-laba jadi aksesoris di tiap sudutnya dan langit-langit beranda yang sudah tak berbentuk. Dan ia rasa sudah cukup sampai disini pertualangan si bocah Jinri di dalam hutan, ia tak berniat untuk menerobos pintu ganda lapuk di hadapannya dan mungkin ia bisa saja ia hilang di telan bumi saat masuk ke sana layaknya film-film horror di televisi.

Jinri berbalik. Ia melangkah menjauh dari gubuk.

Namun angin barusan menghembus lagi. Angin yang sama kemudian menelusup di balik helaian rambut kecoklatan Jinri dan menggelitik tengkuknya. ‘Okay, datang dari mana lagi angin ini?’ Jinri menoleh ke belakang dan mendapati Pintu ganda di gubuk tua sudah terbuka dengan sendirinya. Di dalam sana gelap dan Jinri hanya membulatkan mata saat menyadari ada yang janggal di tempat ini.

Jinri tak ingin masuk kesana, tapi kaki-kakinya memberontak justru dengan mantap melangkah melewati lantai kayu yang menderit saat sol sepatu chanel hitam-nya bersentuhan dengan permukaan lantai ‘Oh tidak. jangan lagi, kumohon…’ (Jinri pun sadar penuh bahwa melangkah kesana bukan keinginannya).

Sekeras apapun Jinri menghentikan kaki jenjangnya, usahanya tetap percuma ketika ia sudah menemukan dirinya berdiri tegap di tengah ruangan gelap pekat dan bau apak menggelitiki dinding-dinding hidungnya. ‘Sial’ pikir Jinri, kini ia lupa bahwa ia penderita asma akut dan ia alergi terhadap debu atau apapun itu yang dapat membuat dadanya sesak dan pingsan seketika.

Jinri buru-buru menutup hidung dengan helaian rambutnya. Ia percaya rambut bisa jadi masker darurat di saat-saat mendadak seperti ini. Dan cara itupun berhasil, mungkin. Setidaknya gatal-gatal di hidungnya mereda dan Jinri melanjutkan petualangannya di dalam gubuk-asing-tanpa-penghuni itu, sendirian.

Dan hey! Jangan kira Jinri adalah anak manja yang takut kegelapan. Ini adalah Choi Jinri! Besar tanpa ayah, sejak kecil selalu bermain sendirian, hidup bersama ibu yang ringan tangan, selalu mendapat cercaan banyak orang dan parahnya ia mantan kekasih mafia. Gubuk tua ini tak semengerikan hidupnya. Sungguh Choi Jinri tak takut apapun, kecuali… kehilangan cintanya.

Dan gadis ini berhenti di salah satu ruangan lain karena ada satu hal unik yang membuatnya terpaku di tempat. Sinar matahari menerobos rongga jendela dan mendarat pada benda yang memantulkan sinar matahari secara menawan dan Jinri menyukainya. Sebuah benda yang membuat Jinri merasa takjub saat pertama kali ia melihatnya.

Sebuah Cermin…

Cermin dengan bingkai keemasan dan ukiran naga dan huruf katon terukir dengan pahatan yang super rapi menghiasi pinggirannya. Terlebih lagi… cermin ini raksasa! Jinri bertanya-tanya bagaimana caranya cermin ini dibawa masuk ataupun keluar disaat tak ada pintu yang memadai untuk ukuran jumbonya.

“Astaga… Ini cantik.” Gumam Jinri tanpa ragu meraba permukaan kacanya yang bersih mengkilap tanpa debu, hingga wajah lancipnya dapat terpantul sempurna olehnya. Ini aneh bukan? Gubuk tua dengan cermin bak perabot istana? Jinri mengambil kesimpulan bahwa cermin ini dicuri oleh seseorang dan disembunyikan di gubuk ini. Ini gawat! Jinri harus segera keluar dari sini.

Tapi…

Telapak tangannya melekat di permukaan cermin , menempel dengan sempurna dan Jinri tak ada cara untuk melepas tangannya yang tengah mengelus-elus bayangan wajahnya di cermin. “Kau mungkin bisa membohongi orang lain Jinri tapi kau tak bisa membohongi dirimu sendiri.” Senyum mengembang di wajahnya dan juga pada pantulannya, entah karena apa.

“Lihatlah, matamu berkantung dan kerutan ada disana-sini, sebaik dan semahal apapun make up yang kau kenakan tak bisa menutupi wajahmu yang sebenarnya. Kau lelah Jinri” ia tersenyum namun satu tetes air mata jatuh di pipinya “Rambut pendekmu kusam dan produk perawatan rambut apapun tak bisa mengurangi rambut rontokmu karena stress. Bagaimana aku dapat membantumu Jinri? Katakan padaku bagaimana?”

Terlalu banyak masalah hingga Jinri rasa ia seolah tengah menghitung helaian rambut tipisnya satu persatu. Seperti rel kereta api tanpa ujung dan Jinri lelah menelusuri jalannya yang berkelok-kelok, tanpa berhenti, tanpa istirahat untuk melepas penatnya. Andai saja semua masalah berlalu begitu saja seperti angin atau seperti musim dingin yang salju-nya mudah mencair saat tertimpa silau matahari. Andai saja hidupnya seperti itu.

“Andai saja… benang-benang kusut itu terurai dengan mudah…” gumam Jinri memandangi gerak bibir merah tuanya dari pantulan kaca. “Karena rasanya aku sudah lelah mengurai tiap benang satu-persatu.” Imbuhnya dan ia teringat lagi pada Minho.

Kenapa dunia terasa tak adil bagi Jinri?

“Kenapa aku jadi korbannya?”

Mengapa Jinri yang harus pergi ? mengapa Jinri yang harus bertanggung jawab atas kesalahan orang lain?

“Kenapa harus aku?”

Kenapa harus Jinri yang mengalah dan pergi sendiri tanpa satupun pijakan di bawah kakinya dan ia terjatuh juga terluka. Kenapa harus jinri?

“Aku ingin… masalah ini hilang dalam satu kedipan mata. Bisakah?”

Ada dua cara membetulkan benang yang kusut.

Cara Pertama, menguraikannya satu-persatu dengan sabar…

Cara Kedua, memutuskan benangnya…

.

.

.

“Oh, astaga.” Jinri melirik jam tangan dan Jinri teringat pada kantornya. Ribuan masalah yang membelit pikirannya seolah memakan waktu lebih banyak hingga Jinri lupa kewajibannya. Ia harus segera pergi dari tempat ini sebelum mulut-mulut bedebah bawahannya menggunjing Jinri lagi tanpa ampun.

Jinri beranjak dari sana setalah mendaratkan sebuah usapan lembut di permukaan cermin asing yang sukses menarik perhatiannya untuk berlama-lama di gubuk itu dan memandang pantulan dirinya yang jernih dan terlampau nyata—seperti Jinri sedang melihat dirinya sendiri berdiri di sana, di dalam dunia kaca. “Choi Jinri! Hwaiting!” seru Jinri dan sebuah tinju penuh semangat yang membara meluncur ke udara. (dan ia lupa sudah menangis berkali-kali di depan cermin itu).

Jinri melangkah pergi meninggalkan gema bunyi derit di tiap langkahnya di gubuk tua. Ia bertemu udara hutan yang segar, dan ia terasa lahir untuk kedua kalinya. Aroma hutan yang menyegarkan (walau sedikit apak) menyambut saluran pernapasannya. Jinri merasa lega sejak melangkah pergi dari dalam gubuk, entah kenapa.

KRESSS… KRESS…

Jinri kembali menginjak dedaunan dan ranting kering bergelempangan di halaman depan gubuk. Jinri akan mengingat ini, pengalaman bertualang sendirian dan menemukan harta karun berupa cermin raksasa dengan ukiran naga dan cat keemasannya (Jinri tidak yakin itu cat atau… itu emas sungguhan!).

Jinri berbalik, sekedar untuk menoleh sekilas ke gubuk di belakangnya dan menarik senyum simpul. Tapi ada satu yang menarik perhatiannya, salah satu rongga di dinding—tanpa daun jendela, menampakkan ruangan tadi dan Jinri ingat sebelumnya ia berdiri di balik sana memandangi cermin di ruang itu.

Tapi…

Otot-otot kaki Jinri melemah. “A-a-apa…” desisnya sementara sorot matanya nampak tak tenang. Angin itu datang lagi menggodanya seperti membisikkan sesuatu dan kali ini bulu halus di sekitar tengkuk Jinri meremang hebat.

KRIIIIEEET. Pintu ganda gubuk di hadapannya tertutup dengan sendirinya secara perlahan. Seolah berkata “Terima Kasih sudah berkunjung dan jangan kembali lagi ke tempat ini!”

Jinri sudah menduganya! Jinri sudah menduga ada yang janggal disini!

Jinri buru-buru melepas sepasang sepatu hak tingginya. ia berlari menuju jalan setapak berbatu dan Jinri tak peduli ketika telapak kakinya bersentuhan dengan dedaunan kering yang mungkin saja menyelipkan berbagai jenis binatang berbisa dan membahayakan nyawanya, Jinri tak peduli! Instingnya mengatakan : ‘KAU HARUS LARI SEKENCANG-KENCANGNYA DARI TEMPAT MENGERIKAN INI!!’

Jinri sudah berada di depan gerbang hutan dan jemarinya bergerak tak tenang menghubungi taksi langganannya. Jinri rasa ia beruntung karena taksi itu sedang tak jauh dari sini. kurang lebih 10 menit kemudian taksi itu tiba dan Jinri dengan tidak sabar segera masuk dan duduk di kursi belakang.

Wajahnya pucat. Beberapa tetes keringat jatuh di keningnya. Bibir dengan polesan lipstik merah menyala itu terlihat gemetar dan maniknya berair—tidak sedih tapi sarat akan ketakutan. Sang supir taksi tak ingin banyak bertanya. Namun setelah melihat keadaan pelanggannya ia sedikit menaruh rasa khawatir “Ada apa nona? Kau terlihat gelisah.”

Jinri menggigiti kuku-kuku jarinya. Ia tak punya keberanian untuk menatap lagi ke arah hutan. Ia ingin segera pergi dan melupakan apa yang ia lihat barusan di balik dinding kayu gubuk tua itu. Andai saja daun jendela itu terpasang… andai saja Jinri tak menoleh dan terus berjalan lurus… andai saja… ANDAI SAJA IA TAK DATANG KESANA!!!

“Nona? Kau terlihat semakin pucat.” Ujar sang supir taxi membuyarkan lamunan Jinri.

“A-aku…” suara jinri terdengar lebih mirip cicitan daripada sebuah bisikan “A-Aku… melihat…”

“Apa yang kau lihat?”

“Aku melihat seseorang keluar dari cermin—“ Suara jinri tercekat di tenggorokan, rasanya begitu kering dan Jinri tak punya kemampuan untuk bicara lebih banyak lagi. “—dia nyata! Aku melihatnya sendiri! Dan yang paling mengerikan…”

“Apa nona?”

Jinri memeluk tubuhnya sendiri yang gemetaran “Seseorang itu mirip aku…”

.

.

.

.

“Jangan katakan kau sedang bersungguh-sungguh Minho.” Kibum bangkit dari kursi putarnya dan memperpendek jarak antara dirinya dan Minho. “kau takkan melakukannya kan?”

Minho merunduk, memutuskan kontak mata antara ia dan sahabatnya yang nampak dirundung kekesalan luar biasa itu. “Harus bagaimana lagi hyung… Nampaknya aku tak punya pilihan lain untuk menyikapi seorang yang menghianati janjinya seperti aku hanyalah sampah yang bisa disumpal dengan janji palsu tentang kesetiaan. Aku tak bisa mentolerir ini yang satu ini… penghianatan.”

Ada dua cara membetulkan benang yang kusut.

Cara Pertama, menguraikannya satu-persatu dengan sabar…

Cara Kedua, memutuskan benangnya…

     

—-TO BE CONTINUED—

    BUAHAHAHAHA A/N : Annyeong readerdeul… maaf ya kalo chap ini absurd banget plotnya. Dan maaf untuk scene di hutan ama gubuknya ya. ngerasa ff ini lebih condong ke horror daripada supranatural. Aoksaoks. Maaf juga buat minsul momentnya ga ada. xD Kayanya masih ada dua chap lagi, jadi aku butuh dukungannya kalian… /lempar xiumin/   Dan dan dan… berniat untuk meninggalkan komen kah kalian, para silent reader? Thanks before… 😀

88 thoughts on “MIRRORS II [Chap 6]

  1. ak…hirnya di post juga >o<
    kenapa pendek banget? bikin penasaran…
    Mr.M itu Mirror yah? trus yg kelur dari cermin itu sulli? trus minho rencana mau mutusin hubungan sama jinri? 😦

  2. Who is Mr.m? Mr.mirror? Dan Mr.m itu smpe membawa Jinri ke gubuk tua itu.trus knp saat jinri melihat cermin itu seperti melihat pantulan sulli dan kenapa jinri menangis? Terus Jinri seperti melihat orang keluar dari cermin itu? Sulli kah? Kayaknya sulli ama jinri itu punya ikatan deh? Tapi ga punya hub darah? Tapi kenapa sih jinri slalu ngerasa punya ikatan dengan siwon?
    Dan si Minho mau putusin ikatan dia dengan jinri? Apa jangan” Sulli yg keluar dri cermin …. ah penasarannn ^^
    Good job buat Author devina slalu buat aku penasarannn 😀
    Please author devina update jangan”lama” and FIGHTING !!!

  3. Apa hubungan siwon dgn jinri?apa jinri kmbaran sulli yg dibuang?knpa siwon dan jinri bisa begitu deket pdhal bru bberapa hri brtemu?WAH INI ANEH seaneh autornya * miane :**
    kasian jinri dia psti mnderita hrus brpisah dgn minho?dan prahnya lagi minho pikir jinri mnghianatinya,pdhal kan jinri nglakuin itu krna dia ingin melindungi minho?siapa Mr.M?
    Apa heechul?apa mngsuhnya heechul?apa yg akan dikatakan minho pda jinri?dan apa yg akan dilakukan minho?apa minho ingin brtemu dgn sulli untuk mmutuskan jinri?si jinri masuk kegubuk itu juga trnyata,gubuk yg didlmnya trdapat cermin ajaib yg dpat mngabulkan prmohonan apapun,dan brharap bnget cermin itu juga dpat mgabulkan prmintaan jinri,sperti yg telah dia lkukan pada sulli dan minho?
    Knpa heechul ada dikorea?apa slama ini dia gak jadi kelondon?nyesek bnget wktu jinri curhat sma cermin itu *ya ilah*
    dan disini aku belum ngerti apa hbungan jinri dgn kluarga sulli dan siwon *kita tunggu aja*
    horor pas sulli dihutan tuh,jadi gimana gitu bacanya
    apa cermin itu bkl ngabulin prmintaan jinri?*kyak udah nanya*
    oh iya untuk bisa nyambung di chap ini aku hrus bca dri yg awal soalnya udah lupa jalan critanya kyak apa,tapi tetep msih gak bisa komen *sedih deh ;(* jdi maaf yah eon,udah bca tpi gak komen bkn mksudnya mw jadi silent reader kan eonni tw sndiri komen di blog lama itu sulitttttttttttttttttt bngettttttttttttt jdi maaf yg sbesar2nya yah? *maafin aja*
    ff ini daebak bnget deh,klw ini ff prtama yg eonni tulis,ini ff prtama yg aku baca dan slah stu jdi ff favorite sya dan akhirnya sya kecanduan deh bwt cari yg laen
    untuk chap ini kyaknya tegang bnget dan mnguras prasaan *apalah ini* dan untuk chap slanjutnya hrus happy yah trus bnyakin momen minsulnya
    bwt si minho gak slah pham lagi sma sulli,udah deh segitu aja kyaknya,udah gak tw apa yg mw aku ketik lagi,pokonya ngepostnya hrus cpet,jgn lama* *maksa itu* biar cpet ending
    maaf klw komennya gak nyambung oh yah stu lagi maaf klw disini aku slah ketik jinri jdi sulli udah byasa sulli soalnya,mw bca lagi males jdi maklum aja yah?hehehe :*
    tetep smangat yah bwt nulis ffnya krna ff eonni tmbah daebak
    anyeong

  4. Apa hubungan siwon dgn jinri?apa jinri kmbaran sulli yg dibuang?knpa siwon dan jinri bisa begitu deket pdhal bru bberapa hri brtemu?WAH INI ANEH seaneh autornya * miane *
    kasian jinri dia psti mnderita hrus brpisah dgn minho?dan prahnya lagi minho pikir jinri mnghianatinya,pdhal kan jinri nglakuin itu krna dia ingin melindungi minho?siapa Mr.M?
    Apa heechul?apa mngsuhnya heechul?apa yg akan dikatakan minho pda jinri?dan apa yg akan dilakukan minho?apa minho ingin brtemu dgn sulli untuk mmutuskan jinri?si jinri masuk kegubuk itu juga trnyata,gubuk yg didlmnya trdapat cermin ajaib yg dpat mngabulkan prmohonan apapun,dan brharap bnget cermin itu juga dpat mgabulkan prmintaan jinri,sperti yg telah dia lkukan pada sulli dan minho?
    Knpa heechul ada dikorea?apa slama ini dia gak jadi kelondon?nyesek bnget wktu jinri curhat sma cermin itu *ya ilah*
    dan disini aku belum ngerti apa hbungan jinri dgn kluarga sulli dan siwon *kita tunggu aja*
    horor pas sulli dihutan tuh,jadi gimana gitu bacanya
    apa cermin itu bkl ngabulin prmintaan jinri?*kyak udah nanya*
    oh iya untuk bisa nyambung di chap ini aku hrus bca dri yg awal soalnya udah lupa jalan critanya kyak apa,tapi tetep msih gak bisa komen *sedih deh ;(* jdi maaf yah eon,udah bca tpi gak komen bkn mksudnya mw jadi silent reader kan eonni tw sndiri komen di blog lama itu sulitttttttttttttttttt bngettttttttttttt jdi maaf yg sbesar2nya yah? *maafin aja*
    ff ini daebak bnget deh,klw ini ff prtama yg eonni tulis,ini ff prtama yg aku baca dan slah stu jdi ff favorite sya dan akhirnya sya kecanduan deh bwt cari yg laen
    untuk chap ini kyaknya tegang bnget dan mnguras prasaan *apalah ini* dan untuk chap slanjutnya hrus happy yah trus bnyakin momen minsulnya
    bwt si minho gak slah pham lagi sma sulli,udah deh segitu aja kyaknya,udah gak tw apa yg mw aku ketik lagi,pokonya ngepostnya hrus cpet,jgn lama* *maksa itu* biar cpet ending
    maaf klw komennya gak nyambung oh yah stu lagi maaf klw disini aku slah ketik jinri jdi sulli udah byasa sulli soalnya,mw bca lagi males jdi maklum aja yah?hehehe :*
    tetep smangat yah bwt nulis ffnya krna ff eonni tmbah daebak
    anyeong

      • Hahahaha…….iya dong akukan yg punya KAI (jgn bilang siapa2) bkn Kereta Api Indonesia tpi KAI membernya EXO tuh (maafkan daku bang ming,istrimu khilaf lagi slingkuh ama si temsek) #Edisigila.com 🙂
        yah gitu deh klw udah ngetik,ada aja yg muncul tpi yg muncul kgak bener #Hahaha

  5. aaaaaa seruuu!! Pengen cepet cepet baca 2 part terakhir..
    Mr.M? Bukan singkatan dari Mr.cerMin kan? Wahaha..
    Tapi gatau kenapa yaa sampe part ini aku belum rela kalo ming sama si jinri padahal kan jinri sama sull mirip banget. Si sull hidup in lagi aja deh, ato kalo nggak si ming nyusul sull, si jinri biar sama bang siwon hehe..
    Ditunggu chap selanjutnyaa^^

  6. Ffmu seram dan horor membuat bulukudu merinding aja. Jinri udah sampe gubug tua disana terdpt cermin ajaib disana dia melihat seseorang yg mirip dgn diriny betapa terkejutnya jinri yg waktu itu, siapakah wanita itu yg wajahnya mirip dgnnya membuat jinri tanda tanya besar? Lanjut ku tunggu thor

  7. Yaaa, aku ingat. Itu cermin yg sama yg dulu ditemukan Sulli, siwon, amber kan? (Nostalgia mirror 1) 😀 itu Minho mau bilang apa yah? Trus, yg ngirimin surat itu siapa? Mr. M? Siapa itu? Benarkah Heechul? Akh, takut salah. Ditunggu chapter berikutnya 😉 fighting ^^

  8. Ikut dagdigdug baca part iinii,mr.M itu mirror mksudnya??dan ygdiliat jinri jangan2 Sulli kan,ktnya mirip dia,,aish minho mau mutusin sulli???andweeeeee,,,jangan lama2 ya thor nextnya,,

  9. Ya ampun ..
    Saeng udah lupa part 5 nya gimna ..
    uda lama bgt … ~_~

    Tpi tdi jinri bilang klw ada seseorang yg mirip dia keluar dari cermin , apa orang itu sulli ? kayaknya iya ..

    penasaran …
    Ditunggu kelanjutannya thor ^^
    Figthing!!!

  10. HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA Akhirnya yg di tunggu2 klusr jugaaaaa.. Jinri ke gubuk????? Trs ketemu sulli???? Hihihihi.. Minhooo mau ngapaaaiinn???? Wiiiii eonnieeeee..plis jgn sad ending yaa.. Hihihihihi.. Aku reader dr MIRROR I tanpa putus lohhh.. Hehehehehehehehe

  11. Aigoo, aku masih gak habis fikir apa mungkin jinri tuh reinkarnasi nya sulli??
    Soalnya semua yg dialami jinri seolah2 sudah tak asing, walau pun tubuh nya memang berbeda..
    Dan aku sempet merinding pas jinri bisa nemuin cermin dirumah kumuh itu lg.. trus dia melihat ada sosok tg muncul menyerupai persis seperti dirinya sendiri..
    Aaaakkk bikin deg2an, ehh tiba2 tbc.. haahaa
    Ditunggu lg aja chap7 nya ya.. jgn lama2..
    Fighting 😉

  12. ommooooo kenapa xiumin di lempar lempar thor? ??? u.u

    ngeri banget cerminnya O.o
    dua chapter lagi? ?
    mirror 1 berchapterchapter tuh hehe.

    semangat yaaa buat Lanjutin nyaaa. selalu saya tunggu koo. dan Makasiiii udh di folback hehe 🙂

  13. Aduh..aduh.. Kok baru muncul nih ff, udah lupa2 ingat sma part2 sebelumnya soanya udah lama banget author dev ndk post nih ff hehehe
    oh iya, siwon ama jinri abis ketemuan to ceritanya? Trus heechul muncul lagi? Yang ninggalin memo buat jinri siapa? Minho oppa mau bicara apa sma jinri? Apa jngan2 penghianatan yang di maksud ama minho oppa ada hubngannya dngan jnri makanya minho oppa mau ketemuan ama jinri.. Ah jngan smpe jinri terlibat de.. Trus maksudnya yng kluar dari kaca itu siapa? Apa itu sulli? Waaah klo itu beneran sulli pas seru nih ff hahaha maaf ya thor aku punya bnyak pertanyaan dan andaian di sini kekeke
    masih penasaran juga ama diner nya minsul nih.. Ok thor lanjutkan! 😉 bikin minsul momentnya yng seru ya 😀

  14. Hufffhhh…udah lama banget kayaknya untuk ff yang satu ini…
    aku udah baca semua yang di blog lama tapi sayangnya gak bisa komen thor…maaf maaf maaf banget…bukannya gak mau komen…udah dicoba …dicoba terus malah…tapi gak bisaaaaa… huhuhuhu…maafin yaakkk…
    dan di wp ini baru bisa..dan bisa nyampein kata maaf juga…hehehe
    Ff ini keren banget loh eon..tapi kenapa lama banget di post nyaaa… ditungguin banget padahal…
    daebak…penasaran tingkat dewa nihhh…hehehe
    sebenarnya sih lebih suka feel minho sama baby ssul..tapi sama jinri jg gpp sih kan satu orang ini…hehehe
    Always Fighting ya Eonnie… 🙂 🙂

  15. Andweeeeeee minho mau putusin jinri. Masalah ini pasti ada penjelasanya. Jinribukan penghianat dia cuma mau melindungi kamu minho…

    Selama ini jinri selalu banyak masalah. Saat dia menemukan kebahagiaannya masalah baru datang

    Kepikiran juga apa perasaan jinri ke siwon..?

    Ditunggu kelanjutannya eon.. maaf aku gak komen di blog sebelumnya
    Fighting eonni ^_^

  16. Dah lama bgt nunggu’a…
    Tpi,stelah muncul ff’a daebak bkin penasaran… Kasihan sulli eonni…
    Wah… Misteri Mr. M …?
    Ouh,minho oppa knapa kau mau memutuskan hubunganmu dgn Sulli eonni…? Wae…? Hajima oppa… Jebal…
    Tlong eon,ff’a hrus happy ending… 🙂
    faighting buat ff’a… 😉

  17. author maaf bukannya mau silent reader tapi di chap sebelumnya susah buat komen kagak bisa.. kalo disini aku bisa,ini baru komen..
    ceritanya seruu abis menarikk greget juga. kalo aja yesung gak merkosa gak bakal ribet urusan sama mafia sulli sih pacaran ama mafia susahkan.. tapi namajuga ff. ceritanya top abiss..
    minho jangan putusin sulli yah jeball!!
    gomawo thor fighting!! jeongmal miane gak bisa komen chap sebelumnya..
    lanjutt authornim

  18. FINALLY FINALLY FINALLY!!!!! Di post jugaaa:(( aku udah lupa sama part 5nya huuuww.. Yang ngirim surat ke sulli siapa? Heechul? Atau minho? Tapi dia gak mah ngaku.. Terus ORANG YANG KELUAR DARI CERMIN ITU SIAPAA?!?!?!?…SULLI ATAU SIAPAA??;(
    Minho mutusin buat apa? Gak balik sama jinri???pleasee eon, ini rumitt..
    2 part lagi selesai? Aku gak yakin kalo part 7nya nanti udah ketauan semua rahasia2(?) ituu… Jadi, spoiler part 7/8 si minho jadi sama siapa eonn?? J/S? Atau yang lain??

  19. why, why eonn TBC nya sebelum minsul ketemu huaaa ;[ itu minho nya jangan cerita klu mau putus? 😮 eon, pertahanin minsul 😦 ini aku bacanya sedikit bingung karna blm baca part 5 nya .__. tapi intinya sudah tau ^^ hehe dan ooooohhhh. ane lupa eon mirror yg pertama sullinya meninggal makanya ada jinri nya disini .—-.v jinri disini kasian euy. kalau dilihat dari sudut pandangnya, telp-telponan sama minho kyk orang baru kenal nggak inget apa pernah skinship greget lampu dimatiin.__.v (abaikan) ditunggu eon lanjutannya. fightiiiinngg

  20. mr. m? siapa itu? misterius amat. terus yang di gubuk itu ngeri. apa orang yang keluar dari cermin itu sulli? terus apa hubungannya sulli ama jinri? ah, next dong, sumpah chap ini bikin aku penasaran!

  21. itu yang keluar dari cermin yg mirip banget sama jinri mungkinkah sulli ? akh penasaran banget , dan minho mau mutusin hubunganya sama jinri kah ?

  22. Apakah itu hantu ya sulli yg muncul di cermin??
    Memo tadi dari siwon kah?? Tapi jika iya knapa Mr. M ?? siapa mr. M ??jdi penasaran nich…!!!!
    Terus minho akan melkukan apa?? Dan pada siapa? Knapa kibum melarangya??

  23. Mr. M itu Mr. Mirror !? hwuaaa horror, author horror -___- bikin merinding hiiiii
    ada seseorang yg mirip jinri keluar dari cermin? sulli kah itu yg datang dari dunia lain? hwaaaa tambah horror tp bikin penasan pengen baca kelanjutannya. hwaiting author horor untuk chap selanjutnya. cha~

  24. apa yang akan dilakukan sama minho ??
    mudah2an minho gak mutusin jinri yah ,,
    pas waktu di gubuk jinri bilang depan cermin supaya masalahnya
    selesai hanya dengan sekejap mata,
    kayak’y mirror bakal’n ngabul’n permintaan jinri deh …
    terus siapa yang dilihat jinri keluar dari cermin ??
    apakah itu sulli atau bayangan jinri ??
    makin penasaran sama part berikutnya ,,
    lanjut terus eonni, semoga akhirnya happy ending 🙂
    semangat …… 🙂

Leave a comment