Dirty Little Secret [Bab 9]

dirty-little-secret

Bab 9

Lies

You never really told me and I never thought to ask you why

.

Begitu Sulli memasuki kantor pagi ini, hal pertama yang dia sadari adalah aroma yang berbeda. Dia mencium aroma bunga-bungaan yang sangat kuat, bukan citrus seperti biasanya.

“Ada yang meninggal ya, kok kantor baunya seperti di pemakaman?” canda Sulli pada Joy, resepsionis kantor.

“Oh, Sajangnim. Ani. Sejam yang lalu ada yang mengantar bunga banyak sekali untuk Jiyoung-ssi.”

“Jiyoung? Bukankah itu sekertaris kamu, Ssul?” Tanya Suho, salah satu arsitek senior yang juga bekerja untuk Kangin, yang kebetulan sampai kantor bersamaan dengannya.

Sulli mengangguk, menanggapi pertanyaan itu.

“Aku mengira seseorang disini memiliki pacar yang romantis,” ucap Suho sambil tersenyum dan berlalu menuju ruangannya.

Sulli hanya tertawa mendengar ini, meskipun sedikit bingung karena setahunya Jiyoung tidak memiliki pacar pacar.

Ketika dia sampai di depan ruangannya dan melihat meja Jiyoung penuh dengan karangan bunga berbagai jenis, dia mengomentari, “Bunga yang indah, Jiy. Dan harum,” sebelum melangkah masuk keruangannya.

Dan dia harus mundur lagi karena berpikir sudah masuk ke ruangan yang salah. Dia melirik plang nama pada pintunya yang bertuliskan nama dan jabatannya, dan menoleh ke Jiyoung, bingung. “Kenapa ada banyak sekali karangan bunga di ruangan aku?”

“Oh, ne, Sajangnim. Tadi pagi ada yang mengantarnya sebanyak ini. Saya sudah coba tata sebanyak-banyaknya di ruangan Sajangnim, tapi masih banyak tersisa, makanya tumpah ke meja saya.”

Sulli semakin bingung. Seumur hidupnya, tidak pernah ada orang yang memberikan bunga padanya. Apa dari klien? Tapi jenis karangan bunga yang sekarang menghiasi ruangannya bukan jenis yang biasa dikirimkan seseorang ke rekan bisnis, lebih seperti bunga yang dikirimkan seseorang ke pacarnya. Dengan kesadaran ini, dia langsung waswas.

“Bunganya dari siapa, Jiy??”

Jangan bilang, Minho. Please, jangan Minho. Please, Sulli memohon dalam hati.

“Dari Minho-ssi, Sajangnim.”

What the Hell!!! Sulli berteriak dalam hati. Dia seharusnya lebih spesifik lagi waktu memberikan perintah kepada Jiyoung tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Minho. Dia sekarang yakin bahwa Minho bukan saja kreatif, tapi nekat. Entah apa yang Daddy akan pikir begitu beliau lihat kantornya yang rapi, bersih, dan steril ini kini sudah kelihatan seperti toko bunga, atau lebih parah lagi… rumah duka. Oh, my God, Daddy!!! Beliau tidak boleh melihat semua ini. Karena beliau pasti akan mulai bertanya-tanya siapakah yang mengirim bunga sebanyak ini? Dan dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu tanpa harus berbohong lagi.

“Apa KYW sudah sampai kantor?” Tanya Sulli setenang mungkin, mencoba menyembunyikan kepanikannya.

“Belum, Sajangnim.”

“Jiy, tolong bantu saya membuang semua bunga ini.”

“Semuanya, Sajangnim?” Tanya Jiyoung ragu.

“Semuanya,” tandas Sulli yang tanpa menunggu reaksi Jiyoung, langsung bergegas memasuki ruangannya dan mengambil dua karangan bunga pertama yang dilihatnya.

Setengah jam kemudian, Sulli baru bisa bernapas lagi setelah ruangannya dan meja Jiyoung bersih dari rangkaian bunga. Dia meminta Jiyoung menyemprotkan pewangi ruangan citrus sebanyak-banyaknya di sekitar kantor sampai aroma bunga-bungaan tidak tercium lagi.

Puas telah menutupi jejaknya, dia duduk kembali di meja kerja dan menghembuskan napas lega.

Jiyoung berdiri di dekat tempat sampah di mana dia baru saja membuang semua rangkaian bunga milik Boss nya. Ada sedikit kesedihan melihat semua bunga yang sudah dirangkai dengan rapi dan indah kini teronggok terabaikan. Dia tidak tahu masalah apa yang dimiliki Boss nya dengan Minho-ssi yang ditemuinya hampir dua minggu lalu di acara amal itu, tapi sepertinya masalahnya cukup serius sehingga membuat bosnya yang biasanya kalem dan sopan jadi kalang kabut dan bisa menyumpah dengan fasih.

Dari sedikit percakapan yang dia dengar malam itu, sepertinya mereka adalah mantan pacar, meskipun dia tidak tahu kapan persisnya hubungan mereka tejadi. Dan sepertinya hubungan mereka tidak berakhir dengan baik karena Boss nya berusaha menghindari Choi Minho itu dengan mengatakan dia sudah punya suami. Sesuatu yang menurutnya sangat aneh untuk dikatakan, karena setahunya Boss nya tidak punya suami. Jangankan suami, menurut gossip yang beredar di kantor, Boss nya bahkan tidak pernah punya pacar atau menunjukkan ketertarikan sama sekali untuk menjalin hubungan dengan laki-laki mana pun.

Dan ini bukan karena tidak ada laki-laki yang berusaha mendekatinya. Banyak pegawai laki-laki dan juga beberapa klien yang naksir dengan Sulli Sajangnim. Dan kenapa tidak? Dengan kulit putih bersih, wajah berbentuk hati, dan mata seperti almond, Boss nya mengingatkannya pada Sailor Moon.

Sebagai orang yang cukup romantis, Jiyoung tidak mengerti tindakan Boss nya yang menurutnya ekstrem ini. Bagaimana bisa seorang wanita waras menolak laki-laki seperti Choi Minho? Sudah ganteng, romantic lagi, sampai mengirim berpuluh-puluh rangkaian bunga. Oh, kalau saja ada yang rela mengirimkan satu rangkaian bunga untuknya, dia pasti senangnya tujuh turunan. Mungkin dia bisa menyimpan satu saja dari semua karangan bunga ini? Hitung-hitung dapat pahala karena menyelamatkan makhluk hidup di muka bumi ini dari kehancuran.

Dan dengan begitu, dia mulai mengaduk-aduk tempat sampah memilih karangan bunga yang masih utuh dan belum penyet. Beberapa OB yang melewatinya menatapnya bingung, tapi dia tidak menghiraukan mereka. Setelah beberapa menit akhirnya dia menemukan karangan bunga yang diinginkannya. Karangan bunga matahari dan peoni. Dia mendekatkan rangkaian itu ke hidungnya untuk mencium aromanya, dan pada saat itulah dia melihat kartu kecil berwarna putih yang terselip di tengah-tengah rangkaian bunga itu. Dia menarik kartu itu dan menatapnya ragu. Dia tahu dia tidak berhak membaca pesan yang dituliskan pada kartu tersebut. Bahwa kalau dia sampai membacanya, maka dia sudah melanggar privasi Boss nya. Tapi keingintahuan menggerogotinya, detik selanjutnya dia sudah membaca isi kartu itu.

Dear J,

I love you because you’re my sunflower.

Love M.

 

Dia langsung meraba dadanya, terharu oleh kata-kata yang simple tapi sangat manis itu. Dan dengan semangat dia langsung mengaduk-aduk seluruh tempat sampah untuk menarik semua kartu yang ditemukannya pada setiap karangan bunga dan membacanya. Setiap kartu semakin membuatnya meleleh dan laki-laki mana pun yang bisa membuat wanita merasa seperti ini hanya dengan kata-katanya berhak mendapatkan kesempatan.

            ,

            ,

            ,

Sajangnim.”

Sulli mengangkat tatapannya dari layar laptop dan melihat Jiyoung berdiri ragu di ambang pintu. “Ada apa, Jiy?”

Jiyoung melangkah masuk ke ruangannya dan meletakkan setumpuk kertas kecil di atas mejanya sebelum melangkah keluar tanpa mengatakan apa-apa. Sulli mengangkat alisnya, bingung melihat kelakuan misterius asistennya ini. Kemudian tatapannya jatuh pada tumpukan yang Jiyoung tinggalkan, yang ternyata adalah kartu. Kartu yang dia lihat diselipkan pada setiap karangan bunga yang baru saja dibuangnya. Sulli menatap tumpukan itu seakan itu bom. Dia baru saja akan mengangkat tumpukan itu dan membuangnya ke tempat sampah ketika matanya membaca tulisan pada kartu yang paling atas. Dia mengenali tulisan itu sebagai tulisan tangan kiri Minho yang mirip cakar ayam.

 

I Love you because you’re the smartest person I know.

 

Dan tanpa Sulli sadari, dia sudah membaca kartu selanjutnya yang ada di dalam genggamannya.

 

I love you because you went to Bon Jovi concert with me even though you hate loud noises.

I love you because you always made my T-shirt smells like you.

I love you because you tolerated my singing.

I love you because you watched horror movies with me even though you were scared shitless.

I love you because you’re the most beautiful woman I’ve ever seen.

I love you because you make me a better person.

Sulli tidak bisa berhenti hingga dia membaca kartu terakhir. Ada 24 kartu, total. Semuanya dengan pesan berbeda-beda. Semua kartu akan dimulai dengan “Dear J” dan diakhiri dengan “Love M” sebagaimana mereka memanggil satu sama lain waktu pacaran. Hanya Minho -lah yang memanggilnya “J” dan dia ada feeling bahwa hanya dirinyalah yang pernah memanggil Minho, “M”. Hah! Peduli setan dengan memori itu. Dia tidak akan terperangkap lagi oleh gombalan Minho. Tidak peduli bagaimana dia memanggilnya. Dan tanpa pikir panjang lagi Sulli membuang tumpukan kartu itu ke dalam tempat sampah.

,

Beberapa hari kemudian Sulli memasuki ruang kerjanya setelah menghadiri rapat bulanan kantor yang memakan waktu lebih lama dari biasanya. Kepalanya sudah nyut-nyutan karena tadi pagi belum sempat sarapan. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 12.30 berarti dia memiliki tiga puluh menit sebelum Yoogeun dan Sanee sampai. Hari ini sekali lagi mereka harus menghabiskan sore mereka dengannya karena Mommy ada acara, jadi tidak bisa menjaga mereka. Dia baru saja mengeluarkan dompetnya dari laci untuk pergi makan siang ketika teleponnya bordering. Hari ini Jiyoung sedang sakit, jadi tugas menerima telepon dialihkan ke Joy, resepsionis kantor.

Sajangnim, ada Minho-ssi di ruang tunggu yang mau bertemu dengan anda.”

Sulli pikir dia sudah salah dengar dan bertanya, “Apa kamu bilang, Minho-ssi?”

Ne, Sajangnim.” Tegas Joy.

Sulli tidak perlu bertanya dua kali untuk tahu bahwa Minho yang di maksud Joy adalah Minho Choi. Shit!!! Apa yang sebenernya ia lakukan disini??!!! Dia pikir dia sudah aman karena setelah mengirimkan bunga padanya beberapa hari yang lalu, dia tidak mendengar kabar sama sekali darinya. Dia seharusnya tahu bahwa semua mimpi buruk ini belum berakhir.

Jam dinding berganti ke 12.35 dan kepanikannya menyerangnya. Oh, my God. Dia harus mengusir Minho sekarang juga. Anak-anak akan tiba di kantor sebentar lagi dan mereka tidak boleh bertemu. Oh, andaikan Jiyoung ada di sini. Dia tidak perlu pusing memikirkan cara mengusir Minho karena Jiyoung yang tahu persis perasaannya terhadap Minho akan langsung menanganinya.

“Joy, tolong bilang ke Minho-ssi kalau saya sibuk sekali dan tidak bisa menemui beliau hari ini.”

Samar-samar Sulli mendengar Joy mengulangi kata-katanya. Kemudian dia mendengar seseorang dengan suara berat membalas, tapi dia tidak bisa mendengar dengan jelas. Detik selanjutnya dia mendengar suara Joy lagi.

“Sajangnim, Minho-ssi bilang dia akan duduk di sini seharian sampai Sajangnim ada waktu untuk menemuinya.”

Yang ingin Sulli lakukan adalah meminta Joy menelepon security untuk mengusir Minho dari kantornya, tapi dia tidak bisa melakukan itu tanpa menjadi bahan omongan kantor. Oh, ini bodoh. Baiklah, kalau Minho memang segini ngototnya ingin menemuinya. Mungkin setelah ini, dia akan meninggalkannya sendiri. Dia hanya berharap bahwa Minho bisa pergi dengan damai. Karena dia betul-betul tidak mau menimbulkan keributan sampai bisa di dengar oleh Daddy, yang untungnya hari ini sedang ada di Jeju.

“Oke, saya akan keluar sebentar lagi,” ucap Sulli dan bergegas menuju ruang tunggu tamu.

,

Minho duduk tidak sabaran, menunggu Sulli yang menurut resepsionis sedang dalam perjalanan menuju ruang tunggu. Resepsionis itu kini menatapnya dengan seksama, seakan dia specimen penelitian. Dia terlihat tidak senang sama sekali melihatnya dan Minho tidak tahu kenapa. Seingatnya, mereka belum pernah bertemu sebelum sepuluh menit yang lalu, ketika dia menginformasikan ingin bertemu dengan Sulli. Sekilas dia melarikan matanya pada jins gelap dan kemeja putih dengan lengan di lipat hingga ke siku yang dikenakannya. Apa si resepsionis ini tidak menyetujui penampilan kasualnya?

Well tough shit, woman. Dia suka jins dan kemeja putihnya dan tidak ada orang yang bisa mengubah opininya ini. Well, kecuali Sulli mungkin. Dia akan secepat kilat menanggalkan semua pakaian ini kalau Sulli sedikit saja menunjukkan dia tidak menyukai penampilannya.

Memikirkan tentang Sulli, membawa senyum simpul pada wajahnya. Akhirnya, dia bisa juga menembus benteng pertahanan Sulli dan membuatnya menemuinya. Meskipun dengan sedikit… okay fine, banyak paksaan. Dia menyalahkan situasi ini sepenuhnya pada Sulli. Kalau saja Sulli tidak terus menghindarinya, maka dia tidak perlu berkelakuan seperti ini.

Dia merasakan kehadiran Sulli sebelum melihatnya dan mendongak. Dia melihat wanita itu sedang bergegas ke arahnya dengan wajah serius. Dia segera berdiri dan menunggu hingga Sulli berdiri di hadapannya sebelum menyapa. “Hey, Ssul.”

“Apa yang kau lakukan disini?” desis Sulli.

“Untuk bertemu denganmu.”

Sulli menyedekapkan tangannya dan berkata, “Oke, kamu sudah bertemu denganku. Kamu bisa pergi sekarang.”

Minho menatap Sulli sambil mengerutkan dahi, sikap dingin Sulli mulai membuatnya kesal.

“Kau menerima bunga pemberianku?” tanyanya.

Yes,” jawab Sulli pendek.

“Kamu suka?”

“Aku buang semuanya ke tempat sampah, Minho.”

“Kau… apaaaaa?” teriaknya membuat si resepsionis bangkit dari kursinya dan beberapa orang yang berseliweran di ruang tunggu menoleh.

“Ssssttt,” ucap Sulli dan melambaikan tangannya pada di resepsionis untuk kembali duduk sebelum menarik Minho keluar dari ruang tunggu menuju deretan lift.

Sulli melepaskan genggamannya pada lengan Minho untuk menekan tombol turun lift dan Minho menyayangkan hilangnya sentuhan itu. Inilah pertama kalinya Sulli menyentuhnya lagi dan sentuhannya pada kulit lengannya membuatnya merasa seperti baru disengat listrik. Apa Sulli merasakannya juga? Sepertinya tidak, karena kini dia sedang menghadapinya dengan tatapan berapi-api. Tapi untuk beberapa menit dia tidak mengatakan apa-apa karena ada beberapa orang yang menunggu lift bersama mereka.

Salah satu orang itu menyapa Sulli dan Sulli membalas sapaan itu dengan ramah. Mereka mengobrol tentang sebuah proyek yang sedang mereka tangani. Dari percakapan mereka, Minho tahu Sulli orang yang cukup dihormati di perusahaan ini dan sesuatu yang mirip rasa bangga menyelimutinya. Ketika pintu lift sebelah kanan terbuka, Sulli mempersilahkan orang itu dan teman-temannya duluan. Dia menunggu hingga pintu lift tertutup kemudian sekali lagi menekan tombol turun, sebelum mendesis, “Aku tidak tahu cara apa lagi yang harus aku lakukan untuk membuat kamu sadar kalau aku tidak ingin bertemu kamu lagi.”

Pipi Sulli memerah dan napasnya pendek-pendek. God, dia sangat cantik ketika dia sedang kesal, pikir Minho. Tanpa pikir panjang dia sudah bertanya, “Apa kamu sudah makan siang?”

Sulli menatapnya seakan dia baru saja menanyakan apakah dia mau tidur dengannya sebelum berkata, “Apa?”

“Sekarang sudah mau jam 13.00. Tadi resepsionis kantor kamu bilang kalau kamu ada meeting dari tadi pagi,” jelas Minho.

Bukannya menjawab pertanyaan tadi, Minho melihat Sulli melirik jam tangannya sambil mengetuk-ngetukkan sepatu haknya tidak sabar.

“Apa kamu terlambat menghadiri sesuatu?” tanyanya.

“Ya,” jawab Sulli pendek.

Minho menunggu hingga Sulli memberikan penjelasan lebih lanjut, tapi dia hanya berdiam diri sambil sekali lagi melirik jam tangannya. Giginya menggigit bibir bawahnya, kebiasaan kalau dia sedang senewen. Dan tatapan Minho langsung mengarah kepada bibir itu, mencoba sebisa mungkin mengusir keinginannya untuk menciumnya. Pikiran kotor Minho terpotong oleh terbukanya pintu lift sebelah kiri dengan bunyi “ding” yang cukup keras. Lift itu memamerkan kesesakan luar biasa, dan tanpa Minho sangka-sangka Sulli memasukinya dengan paksa dan mau tidak mau dia harus mengikutinya kalau tidak mau kehilangan kesempatan berbicara dengannya. Dia harus mengucapkan maaf kepada beberapa orang yang kakinya tidak sengaja dia injak.

Selama lift dalam perjalanan turun dari lantai delapan menuju lobi, Minho melirik Sulli, mencoba memahami apa yang sedang dipikirkan wanita itu, tapi Sulli menolak menatapnya. Mereka tidak berbicara lagi sampai mereka turun di lobi dan Sulli menariknya ke belakang pilar besar, jauh dari lalu-lalang orang.

“Untuk terakhir kalinya aku minta sama kamu untuk berhenti mengangguku. Kalau kamu pikir bisa muncul begitu saja, setelah enam tahun tanpa kontak dan mengharapkan aku akan menerima kamu ke dalam kehidupan aku hanya dengan kata-kata manis dan karangan bunga, kamu salah. Aku punya kehidupan sendiri, Minho, dan itu tidak termasuk kamu di dalamnya. Jadi tolong, demi Tuhan, tinggalkan aku sendiri”, ucap Sulli.

“Aku tidak bisa,” tolak Minho.

“Kenapa?”

“Karena aku masih cinta sama kamu, oke??!! Dan aku yakin kamu masih ada feeling juga sama aku.”

Minho tahu pengakuan blak-blakannya ini mengagetkan Sulli, tapi dia tidak akan menariknya kembali. Mungkin kalau Sulli tahu persis perasaannya terhadapnya, dia tidak akan lari lagi.

Namun harapannya ini hancur lebur ketika Sulli hanya mengalihkan perhatiannya pada sebuah titik di samping kepalanya dan mengatakan, “Aku yakinkan ke kamu kalau aku sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi ke kamu,” dengan datar.

Oh hell, perempuan satu ini begitu keras kepala!! Minho menatap Sulli sambil memiringkan kepala, mencoba memutuskan langkah selanjutnya. Dia tahu Sulli sedang berbohong padanya.

“Oke, aku akan meninggalkan kamu sendiri.” Ucap Minho.

Tatapan Sulli langsung terfokus padanya. Dia memicingkan matanya curiga. “Jangan menakutiku, Minho.”

Minho menyeringai, senang karena bisa membuat Sulli terus berbicara dengannya, meskipun hanya untuk mengata-ngatainya. Ya, dia tahu bahwa ada yang salah dengan logika itu, tapi dia tidak punya waktu untuk memikirkannya lebih lanjut. “Aku serius. Aku tidak akan mengganggu kamu lagi setelah ini. Asalkan kamu bisa mengulangi apa yang kamu baru bicarakan… dengan menatap mata aku.”

Mata Sulli langsung terbelalak. Mulutnya terbuka dan menutup berkali-kali, tapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar. Dan Minho tahu dia sudah menang.

“Sama seperti apa yang ku pikirkan,” ucap Minho, dan tanpa permisi lagi dia langsung menarik bahu Sulli dan menciumnya.

Tanpa memberi Sulli kesempatan untuk menyadari apa yang sedang terjadi, Minho sudah mendesakkan lidahnya ke dalam mulutnya. Dan hanya dengan satu gerakan lidahnya di dalam mulut Sulli, Minho tahu dia sudah mati dan masuk surga. Rasa Sulli masih sama, percampuran mint, citrus, dan Sulli, dan holy hell, dia merindukan rasa itu.

Dengan sedikit kasar dia mendorong punggung Sulli ke pilar tanpa melepaskan bibirnya dan mengurung tubuh Sulli dengan tubuhnya. Dia mensyukuri betapa besar tubuhnya sehingga bisa menutupi seluruh tubuh Sulli.

Sulli mencoba menarik diri, tapi Minho justru mengeratkan pelukannya dan menciumnya lebih dalam lagi. Ketika Sulli mengangkat tangannya ke dadanya untuk mendorongnya, tangan Minho bergerak ke rambut Sulli yang dikonde dan menjambaknya. Tidak keras, tapi cukup untuk membuat Sulli sadar apa yang mendominasi ciuman ini. Dia tahu bahwa dia kemungkinan sudah menyakiti Sulli dengan keganasannya, tapi inilah satu-satunya cara yang dia tahu untuk membuat Sulli sadar bahwa dia adalah miliknya. Terserah dia mau atau tidak. Dan ya, dia tahu pikirannya ini sangat primitive bak kaum barbar dan kalau saja kaum feminis mendengarnya, mereka akan meneriakkan sumpah serapah sebelum melemparkan panic, penggorengan, piring, mangkuk, pisau, dan peralatan dapur lainnya. Tapi dia tidak peduli. Sulli adalah miliknya dan dia milik Sulli. Mereka tidak akan komplet tanpa satu sama lain.

to be continue…

40 thoughts on “Dirty Little Secret [Bab 9]

  1. pntang menyerah minho untk naklukin hati sulli,tp kho sulli ttp keras kepala sh,pdhl kn minho sdh romantis kirimin bunga.
    ya ampun minho kho kasar sh sm sulli???bs sulli g’ mau lgi tuh ketemu..

  2. Hahaha…minho jjang,,,
    Tidak ada yg bs mngalahkan semua yg kau lakukan pd ssul, minooo… 🙂
    Hnya sja respon dri.. yaah,, yeojamu agak kesall dgn tindakan nekatmu ini 😉
    Jiyoung aja sampe meleleh gitu dgn kata2 romantis dn tindakanmu, msa saengi enggak ???
    Hhmmm…mungkin lebihh berusaha lgi yaa minoo ^_^
    Dan ooowww… ekstrem bnget sikapmu yg “eheeemm”,,,
    Enggak tau deh respon yg bkln saengi tnjukkan ntar ???
    Sebuah tamparan ??? Cacian makian ??? Dynggal atau …
    Bersabarlah mino…suatu saat saengi pasti akan luluh dn bs mnerimamu kembali,,, 🙂
    Semangaaattt minooo 😉

    Next chapt chingu…
    Kpn nih mino bkln brtmu dgn twins jgoanny ???
    Haa…bkln kaget tu mino :O
    Okeee…tetap semangaaattt
    #minsuljjang♥♥♥

  3. Huahahaha asli minhoppa nekad banget and spend lots of money cuma buat bunga bunga itu dan akhirnya dibuang baby ssul wkwk tapi gpp itu usaha minhoppa buat deketin baby sull lagi, dan wownya minhoppa tanpa basa basi lagi maen cipok aje baby ssul wkwk 😂😂 tapi kayanya bukan cuma minhoppa aja deh yg rindu ama baby ssul, tapi baby ssul juga rindu akan sentuhan minhoppa aaaaaaaa 😍😍😍 what a great chap 😌💃

  4. Miho so sweet.. kiriman bunga + kata2 manis..
    Tapi, semua itu tidak berguna.. tanpa adanya bukti keseriusan minho terhadap sulli,
    supaya sulli bisa mempercayai cinta tulus minho

    Ditunggu kelanjutannya..

  5. hmm, minho bener” pantang menyerah udh ngirim karangan bunga pake kartu ucapan yg romantis, terus nekat temuin sulli di kantor. tapi apa kabarnya anak” mereka? udh di kantor kah? apa lagi ngeliat emak bapaknya? lanjut eonnie ^^

  6. Hahahaha…. Semangat minho utk merebut kembali hati suli yg telah hancur dimasa lalu krn ulah dirimu krn km pasti tahu bahwa hati sulli tetap utkmu minho tp km hrs tahu minho bahwa sulli mempunyai ank kembar hasil buah cinta km dan sulli lanjut thor critanya bikin penasaran

  7. Ahhahahhahaha…minho oppa udah gak sabaran itu….aduh….yg q takutin malah nanti babysull tambah marah sama dia….semoga saja enggak deh…semoga malah balikan ye….jadi yogeun sama san e tau dadynya…dan minsul bahagia selamanya..dan jadi keluarga yg harmonis….😊😊😆
    Ditunggu selanjutnya chingu…jagan lama lama ne…penasaran bgt nih….hehehe…😊

  8. wow minho keren…romantis bgt
    sulli msh ragu…takut tersakiti lg
    kejat terus cinta sulli minho,suatu saat pasti luluh
    tp apa minho bisa ktmu anak”nya???
    apa minho akan merasakan kontak batin dgn mereka???

  9. Ming bner2 kaga nyerah sm skali sm ssul, daebak bgt nih usahanyaa si ming
    Ssul gimana tuh ya perasaannya sekarang??
    Nextt eonn (y)

  10. yeahhh akhirnya part 9 di share jg hehehe ..
    daebak minhoo y pantang menyerah utk bsa bersama sulli lg 🙂
    thor part selanjutnya cepet y jangan lama lama hihi

  11. Kyakyaaakyaaaaa siipppp minhooo jangan nyerah okeyyyy,,, ya ampuuuun bisa bayangin berapa uang yg dikwluarkan minho buat beli bunga dan semuanya dibuwang sama sulli T__T, tapii sukurrr2 sullinya smpet baca kartunyaa,, tengs jiyoungieee :D…
    Wkwkwkwkwkwk suka deh sama aksi nekad minho di balik pilar #eh.. Ehemmm dan spertinya sulli jga sulit menolak minho,, hmmmm gmna reaksi sulli setelah itu ya??? Apa ada yg liat kejadian barusan??

  12. Ya ampunn😱 oppa nekat bangett. Ini part super gila sumpah👍 kerenn. Oppa bener” percaya diri dan terus memaksa baby sull😄 tp kira” anaknya minsul udah tiba dikntorkah? Dan jangan bilang kalau mereka melihat adagan gila minsul???😄

  13. minho oppa masih kukeuh aja sama pendiriannya, sampai ngirim berpuluh puluh bunga ke kantor sulli eonni dan romantisnya setiap buket bunga ada note yg sangat romantic…tp kasihan jg tuuh bunga harys berakhir di tempat sampah..
    aduuh minho oppa gx abaran amat yaa, nafsu bgt cium sulli eonni

  14. Wow wow wow, minho nekat kelewatan nekat. Disini itu karakter minho agak semena mena dan hanya bisa luluh sma sulli haha.. dan sullinya juga kukuh banget buat bentengnya.

  15. wwekaweekkawekkaa kalah telak tuh sulli, pepet terus ming jangan sampai lepas .. hahhaa .. ahh sulli mah sok-sok nolak gitu dicium minho padahal mau jugaa tuhh .. hahahhaduhh .. ahh ga sabar nungguin gimana jadinya kalau minho ketemu sama yogeun dan sanee .. hhihihii

  16. Duhh minong so sweet ga nyerah buat dapetin lagi babysull segala kirim bunga banyak bingit 😍😍
    Lahh minong mah gitu maen nyosor aja itu ya 😄
    Tapi kayanya mereka saling melepas rindu lewat ciuman nih hihi

  17. Apakah sulli membalas ciuman minho??? Minho keburu amet seh,,, g bisa sabar ta nunggu sulli agar dia bisa menerima minho lagi,,,
    Aduh pengen tau, apakah setelah ini sulli bisa menerima kenyataan jika ia masih mencintai minho atau malah semakin benci ama minho??
    Anak ya sulli kok g dateng2 seh,,, pengen tau reaksi minho pas liat sulli wes pya anak,,,

  18. Minho Jjang (y) hahaha
    tak ada kata menyerah untuk mendapatkan Sulli hahaha (y)
    klo saja anak2 Sulli (minho jg :D) melihat apa yg mereka lakukan hahaha gimana reaksinya ya? 😀

  19. huhuhu…….keren bang ming,kejar terus yah jgn nyerah,sul ptut diperjuangkan
    bang ming mah mesum mulu,maen nyosor aja deh tpi aku suka lo #yadong kumat
    bang ming so sweet bnget dah pokoknya
    next chap eon,nggak sbar klw bang ming ktemu ama si kembar
    aku tunggu yah eon
    jgn lama lama yah
    fighting yah #LoveYou

  20. Ssul minho romantis banget eh bunganya malah kamu buang. Ssul si Minho masih suka kamu kamu juga masih suka minho jadi balikan lagi ya.. Sulli eonni dicium minho 😀😀😀.

  21. Ming oh Ming.. So sweetnya dirimu coba dari dulu ego kamu gak sebesar dunia pasti kamu bakalan bahagia sama2 Sulli. Tapi gpp deh, kalo kayak gitu cerita ini gak bakal tercipta wkwkwk
    Itu aih Ming belom tahu kan kalo Ssul udah punya anak? Wah gimana tuh reaksinya kalo tahu Ssul punya anak pasti dia bakal kepo banget dan bakal lebih nekat buat membuktikan sesuatu bahkan merebut hati Ssul kembali juga anak2 mereka. Semangat Ming!! Kira2 pjart berikut Sulli bisa lembut ama Ming atau bahkan lebih menjauhi Ming? Wah, ditunggu lanjutannya eonni 😉 semangat buat ngeditnya 😉

  22. Aiiihhh minho yaelahh so sweet amatt,, blm lagi semangat minho itu loh buat nemuin sulli besar amatt.

    Kpan ya minho tau kalo dia punya anak,, pgn tau itu gmna reaksi nya yahh..

    Next chap chingu,, gomawo

  23. Minho pantang menyerah banget^^ tapi ko minho kasar sih sama sulli, gasabaran banget ya kayaknya. Pengen tau kelanjutannya pas minho ketemu sm yoogeun dan sanee

  24. minho benar² so sweet…!!!!! pagi² udah ngirim bunga sebanyak itu ke kantor sulli ditmabah kata² yg cukup membawa diri melayang ke angkasa. hehehe 🙂 tapi sayang, semua bunga pemberian minho berakhir di bak sampah, untung aja ada jiyoung yg melihat kartu berisi kata² di dlm bunga itu dan segera memberikannya pada sulli. yeah…walaupun sulli membacanya tapi semua itu tidak bisa membuat hati sulli melambung dan goyah akan kata²yg ditulis oleh minho.
    huft….kasihan juga sih kalau lihat minho kaya’ gitu. yg sabar aja ya oppa….suatu saat nanti benteng pertahanan sulli akan runtuh dan dia akan kembali lagi padamu. tapi ya gitu…..minho oppa harus berjuang dan bekerja keras untuk merebut hati sulli kembali. fighting….!!!!!
    minho oppa nakal deh…!!!! suka sekali mencari kesempatan dalam kesempitan. baru aja berduaan udah main cium. kalau kaya’ gitu sulli jadi takut kalau mau ketemu lagi dengan minho. hahahaaa 😀
    next chingu….!!!! keep writing

  25. Minho emang pantang menyerah orangnya. Terus aja deketin sulli ntar juga luluh sendiri 😀 wah jadi gak sabar gimana reaksi minho kalo dia ketemu sama anak kembarnya. Di tunggu kelanjutannya 🙂

  26. jiyoung aja meleleh membaca kartu dari minho..
    aduh sulli jangan keras kepala kenapa sih buka hati sedit aja walau sakit hati tapi rasa rindu menyelimuti hati sulli..

Leave a reply to Zhyeza Cancel reply