BRAVE

thumb

BRAVE

f(x)’s Sulli & SHINee’s Minho | Fluff & School life | Teenager | Vignette

Picture taken from Google

 .

 .

 “Kau harus jadi pemberani seperti aku!”

 .

 .

Minho mendongak. Matahari di atasnya nampak tidak bersahabat. Sinarnya terang tapi terlalu terik hingga ia mesti menyipitkan matanya hanya untuk sekedar mengintip. Lalu ia kembali meluruskan kepalanya ke depan, menatap lagi punggung seorang gadis yang diikutinya dari pintu gerbang sekolah.

 “Sulli-a…”

 Gadis itu masih enggan menoleh padahal ia tahu benar kalau itu adalah kali kelima Minho menyerukan namanya.

 “Kau… masih marah padaku ya?”

Minho membetulkan letak kacamatanya yang hampir melorot. Bibirnya mengerucut setelah diam-diam menghitung sampai lima dan masih tidak ada respon untuknya dari gadis itu.

“Maafkan aku,” katanya pelan. “Tapi jangan marah seperti ini lagi.” Ia memegangi tali tas punggungnya sambil menundukkan kepala dalam-dalam.

Ia lalu mendengar desah napas gadis itu yang menyimpan segudang amarah untuknya. Yang bisa ia lakukan setelah itu, tentu, hanya menyesali perbuatannya siang tadi serta sesekali mengetuk kepalanya dengan kepalan tangannya sendiri.

“Sulli-a, bicaralah padaku! Aku bisa mati berdiri kalau kau terus diam seperti ini!”

Sementara gadis itu masih tidak mau repot-repot menggerakan lehernya barang satu senti sekalipun. Yang ada ia justru mempercepat langkahnya, merasa tidak mau diganggu oleh bujuk rayu pemuda kutu buku seperti Minho.

Orang yang ditinggalkan hanya bisa menghela napas panjang. Ia bergumam sendirian, “Baiklah kalau begitu aku tidak akan memberikan buku tugasku pada Seohyun lagi.”

Lalu cepat-cepat ia mendongak kala suara langkah seseorang menderu di telinganya. Tidak lain tidak bukan adalah Sulli yang menatapnya dengan kesal sambil menghilangkan jarak diantara mereka dengan setengah berlari. Ia nampak marah dan lebih menyeramkan dari sebelumnya dengan dua buah plester menempel di kening dan hidungnya.

“Kau kembali?” Minho berbinar-binar saat melihatnya.

“YA! Dasar menyebalkan! Aish, aku bisa gila kalau begini terus!”

Pekikan demi pekikan yang dilontarkan Sulli membuat nyalinya ciut. Binar-binar bahagia tadi langsung redup. Kepalanya segera tertunduk, matanya pun terpejam secara otomatis saat gadis berkulit seputih susu itu mengepalkan tangannya dan hendak memukul kepalanya.

“Aish, sudah lupakan saja!” katanya kemudian.

Minho lantas membuka matanya lagi setelah kepalan tangan Sulli tak kunjung menyentuh tempurung kepalanya. Gadis yang jauh lebih terasa panas ketimbang sinar matahari itu kini berkacak-pinggang di hadapannya. Ia menoleh ke samping kanan—mempertontonkan bekas merah yang ia dapatkan dari Seohyun di pipi kirinya.

“Ternyata kau benar-benar marah padaku,” ujarnya takut-takut.

“Tentu saja, memangnya aku pernah bercanda saat marah?”

Minho menggelengkan kepalanya cepat sebagai jawaban atas pertanyaan tadi. Ia lihat Sulli juga ikut geleng-geleng kepala, tapi ia berani jamin kalau perilaku itu menandakan kefrustasian gadis itu padanya.

Ini memang salahnya hingga gadis itu bisa mendapatkan banyak luka ringan di parasnya yang cantik itu. Bahkan jika diingat-ingat, dulu Sulli juga pernah mendapatkan yang lebih parah dari ini. Dan dengan berat hati, itu pun juga disebabkan olehnya.

Jika dulu alasan dibalik luka itu adalah kecerobohannya saat membonceng Sulli ke sekolah dengan sepeda, kali ini luka-luka itu berasal dari perkelahian kecil Sulli dengan Seohyun—seorang teman yang berada satu kelas dengan Minho.

“Hm, ngomong-ngomong, apa lukanya masih sakit?” Minho mengangkat wajah Sulli menggunakan tiga buah jarinya.

Tapi Sulli justru memukul lengan Minho, “Jauhkan tanganmu dariku!” ujarnya pedas.

Minho meringis kesakitan. Diusapnya lembut lengannya itu lalu menatap mata Sulli yang mengobarkan api peperangan. Jika ditanya, ia memang kesal karena sakit di lengannya tak kunjung hilang tapi mana mungkin ia bisa marah pada gadis yang galaknya melebihi enam ekor harimau buas itu. Rasa-rasanya tidak mungkin.

“Ingat ya urusan kita belum selesai! Tidak sampai kau berjanji kalau kau tidak akan meminjami Seohyun buku tugasmu lagi.”

 “Tapi…”

 “Tidak ada tapi-tapian.”

Jadi, pagi tadi Minho meminjamkan buku tugasnya pada Seohyun. Gadis itu bilang kalau ia tidak sempat mengerjakan tugas karena harus membantu pekerjaan ibunya di kantor, entah apa itu. Minho tidak bisa menolak meskipun ia sudah sering diperingatkan oleh Sulli agar tidak mudah dimanfaatkan oleh orang lain.

Dan kali ini Sulli kembali memergoki peristiwa dimana Seohyun menyalin dua lembar tugas essay yang dikerjakan Minho seminggu penuh tanpa ragu ke buku tugasnya. Ia naik darah, dan langsung menyerang gadis itu tanpa ampun. Dicakarnya wajah Seohyun, ditariknya rambut Seohyun dan dibanting tubuh Seohyun dengan teknik karate yang dipelajarinya semasa kecil.

“Aku hanya kasihan karena Seohyun belum mengerjakan tugasnya. Aku kasihan kalau sampai dia dihukum oleh-“

“Sudah berapa kali kubilang supaya kau tidak mudah percaya padanya? Aku sudah ingatkan supaya kau menjauh dari Seohyun, Jaebum, Yookyung, Hyejung dan Heejun. Aku mengenal mereka dengan baik, dan tidak ada satupun dari mereka yang baik. Sudah kubilang juga kan jangan pernah berikan apapun yang mereka minta!”

Ya, Minho ingat kalau Sulli sudah memperingatkannya sebanyak tiga puluh enam kali jika ditambah dengan yang barusan itu. Tapi entahlah, sudah jadi kebiasaannya untuk tidak menolak permintaan orang lain, siapapun itu.

“Bagaimana kalau Seohyun menyuruhmu terjun ke jurang, kau juga tidak akan menolak?” tanya Sulli.

Minho mendelik. Ajaib sekali, selain pintar berkelahi, Sulli ternyata juga bisa membaca pikirannya dengan baik. Pantas saja gadis ini tergolong ke dalam murid super popular di sekolah, karena selain cantik, ia memiliki banyak kemampuan yang mampu membuat orang lain terpukau.

Jika dibandingkan dengan Sulli, ia bukanlah apa-apa. Kepopularannya di sekolah hanya naik di musim-musim tertentu, seperti saat musim ujian atau saat banyak tugas. Selain pada musim-musim itu, Minho bukanlah siapa-siapa. Ia bahkan bisa menghitung orang yang benar-benar mengenalnya dengan jari.

Sulli berujar marah meski kini sudah tidak meledak-ledak, “Lain kali hal ini jangan sampai terulang lagi!”

Minho mengangguk paham. “Ya, aku berjanji.”

“Sungguh? Kau tidak akan berbohong kan?” Sulli memastikan.

“Iya, sungguhan. Dan, terima kasih karena membelaku tadi.” Minho menjawab.

Mendengar hal itu, Sulli bisa tersenyum lagi. Wajahnya semakin mempesona jika lengkungan bibirnya sudah berbentuk. Memang sulit dipungkiri kalau ia merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Beruntung sekali Minho bisa terlahir di keluarga yang berhubungan baik dengan keluarga dimana Sulli dilahirkan.

Sulli mengusap pipinya dengan lembut, nampaknya nyeri akibat perkelahian tadi masih terasa. Lalu ia mengeluhkan betapa tajamnya kuku Seohyun hingga meninggalkan bekas luka yang mungkin akan butuh lama untuk menghilangkannya.

“Tapi bagaimanapun kau masih akan tetap terlihat cantik,” Minho mencoba menghibur.

Sulli terkekeh pelan. Ia sempat menyikut lengan Minho sebelum akhirnya mereka melanjutkan sisa perjalanan pulang ke rumah bersama-sama. Mereka berjalan berdampingan, berteman dengan teriknya matahari yang terasa sejuk saat dinikmati berdua.

“Kau harus jadi pemberani seperti aku!” ujar Sulli tiba-tiba.

“Hm?”

“Aku hanya berpikir kalau rasanya tidak mungkin aku terus membelamu. Kau harus berani melawan orang lain yang mencoba mengganggumu.”

Minho menggaruk tengkuk lehernya. Apa yang dikatakan Sulli memang ada benarnya. Ia mengulang kembali satu demi satu kejadian dimana Sulli berdiri di depannya untuk membelanya. Bermodalkan sabuk hitam, Sulli memang selalu jadi pelindung kaum yang lemah sepertinya.

“Tapi kau kan tahu kalau aku tidak bisa berkelahi,”

“Berani itu bukan diukur melalui perkelahian. Mengatakan suatu hal juga memerlukan keberanian,”

Tertiba pipi Minho merona merah. Jantungnya berdebar-debar serta aliran darahnya berdesir hebat. Ia menoleh pada Sulli—gadis itu, entah mengapa, terlihat berkilauan di bawah sinar matahari dan tumbuh bunga-bunga berwarna-warni di sekelilingnya.

“Contohnya seperti tadi, harusnya kau bisa mengatakan tidak pada Seohyun. Masa hal semudah itu kau tidak bisa mengatakannya sih?”

Minho mengerjapkan matanya. Ia mengusap matanya saat apa yang dipandanginya bertambah rancu—seperti melihat cupid terbang mengelilingi Sulli dan hendak membidik panah asmara padanya.

“Mulai besok kau harus belajar mengutarakan perasaanmu pada orang lain,” saran Sulli disertai seulas senyum.

“A-apa? Mengutarakan perasaanku?” Minho terbata-bata.

“Iya, mengutarakan apa yang ada disini,” Sulli lalu meletakkan telapak tangannya di dada Minho. “Saat kau marah, katakanlah sesuatu. Saat kau sedih, luapkanlah kesedihanmu. Saat kau senang, akui saja perasaanmu.” lanjutnya.

“B-begitu? Apa bisa semudah itu?”

Sulli mengangguk. “Apa susahnya mengatakan itu? Kau tidak akan mati hanya karena mengutarakan sesuatu, justru kau akan tersiksa sampai mati kalau kau hanya diam saja.”

“Ah iya, kau memang benar. Aku memang hampir saja mati.” Minho mengaku.

“Aku benar kan?”

“Tapi bagaimana jika lidahku mendadak kaku?” Minho bertanya.

Sulli terlihat berpikir selama beberapa saat. Lalu setelah menemukan jawabannya, ia pun berkata, “Maka kau harus menunjukkannya dengan sikapmu. Gelengkan kepalamu, lambaikan tanganmu, atau pegang tangannya agar menjauh darimu.”

“Memegang tangannya apa diperbolehkan?”

“Hm…” Sulli kembali bergulat dengan pikirannya. “Kenapa banyak sekali pertanyaannya? Sudahlah, lakukan saja sesukamu. Intinya kau hanya memerlukan sedikit keberanian dan masalahmu akan hilang.”

Langkah Minho mendadak terhenti, sedangkan Sulli terus bergerak maju meninggalkannya jauh di belakang. Kejadian beberapa menit lalu kembali terulang dimana ia hanya memandangi punggung Sulli dalam hening.

Sungguh topik pembicaraan yang membuat Minho sedikit berkeringat. Irama detak jantungnya sudah kembali normal. Desiran aneh yang sempat membuatnya geli pun sudah tidak terasa lagi. Tapi sesaat kemudian, Sulli menoleh ke belakang setelah menyadari kekosongan di sampingnya. Rambutnya yang tergerai indah bergerak lambat saat angin membelainya—membuat jantung Minho hilang kendali untuk kedua kalinya. Ia tersenyum sebentar lalu seakan memberi jawaban atas pertanyaan Minho,

“Ayo, cepat! Kenapa kau diam saja? Kemarilah!”

Keringat dingin mengucur dari dahinya. Minho lantas segera mengelapnya dengan tangan, lalu membetulkan kacamatanya sambil menelan ludah. Napasnya berpacu cepat dengan debar jantungnya yang ia yakini bisa meledak dalam waktu dekat ini jika ia tidak kunjung bisa menenangkan pikirannya.

Tap, tap, tap

Minho melangkah maju seperti yang diperintahkan Sulli. Semakin dekat jarak diantara mereka, semakin ia bisa melihat kalau senyum gadis itu bertambah lebar satu sentimeter dan semakin membuat lututnya lemas karena dibius oleh paras cantiknya.

“Ayo kita pulang! Hari ini panas sekali, aku mau cepat-cepat sampai di rumah dan makan es krim,” tutur Sulli yang tidak menyadari wajah Minho berubah pucat pasi. “Kau mau makan es krim juga tidak?” Ia lalu bertanya.

“I-iya…”

“Yasudah, ayo kita ke rumahku!” Sulli lalu kembali melangkahkan tungkai kakinya.

“T-tunggu dulu…”

Sulli berhenti lagi. Ia menoleh pada Minho dan menatapnya dengan alis bertautan. Minho balas menatapnya meski sesekali ia mencoba mengalihkan pandangannya dari sepasang bola mata dengan manik berwarna coklat itu.

“Ada apa?” tanya Sulli ketika tiba-tiba saja Minho memegang pergelangan tangan kirinya. “Kenapa tanganmu dingin sekali? Kau sakit ya?” tambahnya.

“Bukan, aku tidak sakit tapi aku…” Minho menggantung kalimatnya. Ia tidak bisa melanjutkannya. Lidahnya kaku, tidak mau bergerak sama sekali. Dan suaranya tidak mau keluar.

“Tapi apa?”

Di hadapannya, Sulli menunggu kelanjutan dari kalimatnya. Gadis itu nampak cemas sekali. Barang kali mengkhawatrikan kalau Minho memang benar-benar sakit.

Minho menggeleng cepat. Ia segera melepaskan tangan Sulli lalu menjawab, “Tidak apa-apa. A-ayo kita pulang!”

“Aish, dasar menyebalkan!”

Minho menghela napasnya lagi. Setelah Sulli mendahuluinya, ia memukul kepalanya dengan kepalan tangannya sekuat mungkin. Ia bertanya-bertanya mengapa hal memalukan tadi bisa terjadi—mengapa sulit sekali mengatakannya.

Lagi dan lagi hanya punggung Sulli yang menghiasi manik matanya. Ia mendesah pelan. Hati dan otaknya kini berperang menentukan langkah apa yang akan diambilnya setelah ini dengan syarat ia tidak boleh mempermalukan dirinya lagi. Huh, nampaknya ia memang dilahirkan untuk jadi seorang penakut ulung.

“Sulli-a…”

“Hmm…”

Gadis itu berdehem sebagai jawaban, tapi tubuhnya menolak untuk menoleh lagi. Ia berjalan pelan diikuti Minho yang dengan setia menjadi bayangannya.

“Sulli-a…”

“Ada apa lagi?”

Ia tetap tidak mau menoleh. Minho semakin dibuat frustasi.

Setelah itu tidak lagi terdengar suara Minho yang memanggil nama Sulli. Sulli mendadak heran. Rasa-rasanya ada yang tidak beres dengan Minho, maka dari itu ia lalu memutar tubuhnya ke belakang.

Tapi alangkah terkejutnya ia karena tanpa sebuah peringatan apapun, sepasang lengan Minho segera melingkari tubuhnya. Pemuda itu bahkan merebahkan kepalanya pada salah satu pundak Sulli untuk bersandar.

Si pemuda memejamkan matanya erat-erat, sedangkan si gadis tidak bisa berkedip sekalipun. Keduanya menunjukan reaksi yang bertolak-belakang meski jika ditelisik, apa yang mereka rasakan memiliki kesamaan yang tidak terhindarkan.

Minho akhirnya membuka kelopak matanya pelan-pelan, ia pun jujur atas kekurangannya yang tidak bisa bersikap berani seperti Sulli. Tapi kejujuran itu justru membuat Sulli memejamkan matanya karena tidak kuat menahan ledakan kembang api dalam dirinya.

“Aku tidak akan bisa jadi pemberani sepertimu. Bagaimanapun caranya aku rasa aku tidak mungkin berani mengatakan kalau aku menyukaimu…”

.

.

-fin

—-

Alohaaaa~ Selamat malam semuanyaaa 🙂

Gimana? Gimana? Gimana? Fluffnya kentang banget ya? hehehe

Jadi ceritanya ini fanfic permintaan maaf karena sampai sekarang chapter terbaru The Antagonist masih belum selesai. Mohon diterima ya permintaan maafnya 😀 Berhubung besok aku udah mulai kuliah lagi dan jadwal semester ini agak kurang asem jadi aku kayaknya masih bakal nunda-nunda nulis huhuhuk 😥 tapi semoga gak lama-lama banget nundanya. Mohon doa dan restunya yaa hihihi 😀

Untuk typo dan kesalahan lainnya, mohon dimaafkan 🙂

47 thoughts on “BRAVE

  1. singkat dan padat yak critanya… bener” minsul banget!!!
    ah hampir lupa thor sama ff antagonist nya karna terlalu lama nunggu kelanjutanya. tp kita msh tetap setia kok nunggu karna ff ini tu, keren dan salah satu ff yang paling aku suka..

    fighting ya kuliahnya, fighting jga nulis kelanjutan ff nya…

  2. ini gantung ga sih 😥 gantung? ngga? gantung? ngga? heuu ga tau deh tapi intinya ini ff keren bangettt 😀 sumpah deh feels nya kena romance nya pas banget di sini ❤ (?)

    ditunggu tulisan yg lainnya eon 😀 semangat buat kuliahnya ya

  3. Walaupun critanya gantung tp ada romantisnya dimana minho memendam rasa suka ama sulli krn selama ini hanya sulli yg melindungi minho. Semangat thor ngelanjuti ff Antagonisnya ya jangan2lama oke

  4. Kurang panjang thor. Belum tau respon sulki seperti ap. Minho gmna kecewa ap senang tp makasih ff nya di tunggu ff selaanjutnya dan ttp semangat!!!!!

  5. waaaaahh seru ffnya.. minho yg penakut jadi lebih berani.. gara2 m sulli d marahi.. jikq kamu ingin mengakatakan sesuatu katakan laa jgn kau pendam hati mu merasa lebih terasa tenang..
    akhirnya minho memberanikan diri tuk mngungkapkan isi hatinya m sulli..

    semangat terusnya kuliah moga brhasil dongsaeng pa yg d cita2kn trcapai..
    semangat y..

  6. Minho oppa lucu jadi kutu buku ya 😀 terus sulli eonni malah jadi jagoan yang selalu melindungi minho oppa 😀
    Tapi tetep walaupun minho oppa ga jago bela diri tapi dia jago dapetin hatinya sulli eonni *eahhhh 😀

  7. Sulli bilang, kalo Minho gak berani ngomong, bisa dia lakuin dengan perbuatan. Gak suka dengan gelengin kepala. Suka dengan nganggukin kepala. Dan Minho melakukannya. Menyatakan cinta dengan perbuatan…. Ahaaaydeeee… So sweet … 😀

    • Saeng Dea, numpang lewat nih…
      Kalau eonni posting kelanjutan AWY langsung nggak apa-apa kan ? Soalnya banyak ditanyain ke inboks. Lumayan udah lama juga. Jadi aku post sendiri…. boleh, kan ??
      Nggak marah, kan ? 😀 😀

  8. cek ileeee …. katenye gak berani ngungkapin, tapi diungkapin juga akhirnya, ceritanya simple, ringan and mudah dicerna#emang makanan yak(?)# but over all is good, i like this story… gomawo thor ffnya…..

  9. Nah loh tu minho udah berani ngungkapin \(´▽`)/ ,, bagus bgt nih, selain ceritanya yg menarik, banyak pelajaran yg dpt diambil juga disini. 😀 .
    yg ptg tetep dlanjutin the antagonistnya ya thor, dtnggu

  10. Wah bagus . . . Minho jadi chupu, Ъќ ß̍̍̊ȋ̝̊ڪα̍ bayangin bysax sulli ÿª♌g jadi bgtuan.tapi seru Jυ̲̣̥ƍα̣̣̥α̍̍̊α̇̇̇̊ , ngegantung 😦 lanjutin oen. . Ya antagonis hampit lupa tuch karna udah lama bnget . . . Cptan dunk oen, udah Ъќ sabar n3u chap berikutnya gregetan tuch gmn akhirnya sulli ama minho 🙂 fighting oenni smga kuliahnya lancar.

  11. Apalah ini
    gantung eon,lanjutin dong
    msih belum nyambung alurnya gimana,tpi fix critanya oke juga
    menghibur disela2 wktu luang #wktu luang apanya#sbenernya wktu yg diluang2in,soalnya pusing bnget mikirin UH + tgas tiap hari,bkin aku stress
    yah ini jadi refresing aja biar tmbah stress,soalnya klw udah stress bahayakan #sedikit curhat#
    oke smngat terus bwt nulisnya dan cpetin slese’in the anthagonist-nya suka bnget sama critanya dan pnasaran bnget
    oh yah aku suka krakter sulli,sulli jadi wanita yg kuat biasanyakan krakter dia kan yg msih innoncent2 gitu,tpi disini keren dan smoga aja dikehidupan nyata sulli mnjadi wanita yg kuat juga shingga dia bisa kuat mnghadapi nitizen yg slalu aja cari2 ksalahan dia,oke sekian deh
    gomawo ^^

  12. Apalah ini:D
    gantung eon,lanjutin dong
    msih belum nyambung alurnya gimana,tpi fix critanya oke juga
    menghibur disela2 wktu luang #wktu luang apanya#sbenernya wktu yg diluang2in,soalnya pusing bnget mikirin UH + tgas tiap hari,bkin aku stress
    yah ini jadi refresing aja biar tmbah stress,soalnya klw udah stress bahayakan #sedikit curhat#
    oke smngat terus bwt nulisnya dan cpetin slese’in the anthagonist-nya suka bnget sama critanya dan pnasaran bnget
    oh yah aku suka krakter sulli,sulli jadi wanita yg kuat biasanyakan krakter dia kan yg msih innoncent2 gitu,tpi disini keren dan smoga aja dikehidupan nyata sulli mnjadi wanita yg kuat juga shingga dia bisa kuat mnghadapi nitizen yg slalu aja cari2 ksalahan dia,oke sekian deh
    gomawo ^^

  13. Apalah ini:D
    gantung eon,lanjutin dong
    msih belum nyambung alurnya gimana,tpi fix critanya oke juga
    menghibur disela2 wktu luang #wktu luang apanya#sbenernya wktu yg diluang2in,soalnya pusing bnget mikirin UH + tgas tiap hari,bkin aku stress
    yah ini jadi refresing aja biar tmbah stress,soalnya klw udah stress bahayakan #sedikit curhat#
    oke smngat terus bwt nulisnya dan cpetin slese’in the anthagonist-nya suka bnget sama critanya dan pnasaran bnget
    oh yah aku suka krakter sulli,sulli jadi wanita yg kuat biasanyakan krakter dia kan yg msih innoncent2 gitu,tpi disini keren dan smoga aja dikehidupan nyata sulli mnjadi wanita yg kuat juga shingga dia bisa kuat mnghadapi nitizen yg slalu aja cari2 ksalahan dia,oke sekian deh
    gomawo ^^.

  14. Apalah ini
    gantung eon,lanjutin dong
    msih belum nyambung alurnya gimana,tpi fix critanya oke juga
    menghibur disela2 wktu luang #wktu luang apanya#sbenernya wktu yg diluang2in,soalnya pusing bnget mikirin UH + tgas tiap hari,bkin aku stress
    yah ini jadi refresing aja biar tmbah stress,soalnya klw udah stress bahayakan #sedikit curhat#
    oke smngat terus bwt nulisnya dan cpetin slese’in the anthagonist-nya suka bnget sama critanya dan pnasaran bnget
    oh yah aku suka krakter sulli,sulli jadi wanita yg kuat biasanyakan krakter dia kan yg msih innoncent2 gitu,tpi disini keren dan smoga aja dikehidupan nyata sulli mnjadi wanita yg kuat juga shingga dia bisa kuat mnghadapi nitizen yg slalu aja cari2 ksalahan dia,oke sekian deh
    gomawo ^^.

  15. Geekminho tetep aja ganteng;p betul kan minho suka sama sulli;; lucu banget ini fanficnya, ngebayangin kalo si minho kalo ngambekkkk cute bangettt>.< jadi kalo gak berani ngungkapin dengan kata2 boleh lewat perbuatan ya eon, oke sip. Bagus ffnyaa..labjutin dong eon the antagonistnyaa heheee

  16. slalu suka dg krya2 para author dsni,,, slalu menarik utk dbca,,,sulli slalu melindungi minho, jdi kebalik nich,,
    Peranx Minho jdi org culun ya brtolak blkg dg khdupan nyatanya, ngebayangin minho yg culun pasti dia tak setenar skrg,mungkin,, 😀 minho polos amet sich scra gak sdar dia nyatain perasaanx ke ssul,,,
    Sukaaa ma fanficx thor, smga kuliahx lancar, n the antagonistnya c4 dlanjut,,, fighting !!

  17. aduh thor, kata-katanya manis banget. dan minho mengutarakan perasaannya dengan sangaaaaaaaaaatttt manis. semangat buat kuliahnya ya thor. fighting!

  18. ngegantungggg authornim, ya meskipun ngerti jalan cerita nyaaa.. hehehe, aku bener2 suka sama cara nulis author, simple aja tapi ngefeel.. dan cerita kali ini tu lucu thor, gimana grogi dan ga berani nya ming buat ngungkapin perasaannya.. tapi malah langsung peluk aja, ㅋㅋㅋ
    mohon cepet dilanjut ff mu yg lainnya ya authornim kece.. fighting!!!

  19. Nah , bayangin si minho yg jadi cowo kutu buku yg ga brani dan sangat sulit mengekspresikan prasaanya 🙂 , waduh sulli yg jadi suka nolongin minhoo ? Ga kbalik tuh wkkwkwk, tapi minho ujung” ujungnya brani bersikap romantis ke ssul 😉
    The antagonistt kapann ? Ga sabar nunggu cerita the antagonist ^^
    FIGHTING!!!!!!

  20. Belom puas nih oen.
    ngegantung gini kaya jemuran aja
    pengen tau mereka jadian atau gimana?
    apa minho jadi pemberani atau ga?
    Ceritanya jadi kebalik gitu, malah minho yang cupu
    sulli malah jantan banget.
    next oen buat the antagonist nya 😀

  21. yak ending’nya gantung banget thor, yakin 😦
    tapi gpp deh, Brave’nya keren *meskipun Minong jadi agak aneh kalo karakternya begitu* tapi kejadian yang d akhir itu so sweet banget ahaha~ d tunggu yah The Antagonis’nya 😉

  22. NICE!!!
    Minhoney jadi nerd yang super pemalu + yes man, sementara Baby Sulli jadi jagoan super cantik & populer… (´⌣`ʃƪ)
    Idenya fresh, Thor… 🙂
    Semangat ya buat kuliahmu dan karyamu… Apapun FF MinSul yang lagi kamu tulis, semoga ide-ide cemerlang bermunculan, jadi FFnya cepat publish & buat FF yang udah jadi, semoga jadi inspirasi bagi kami para pembacanya…
    Fighting! Gomawo, Thor… 😉

Leave a comment